PENCARIAN MAKNA

Kitab Pengkhotbah merupakan salah satu kitab yang disukai oleh para skeptic, pencemooh, ateis dan beberapa aliran sesat. Alasannya karena dalam kitab itu terdapat beberapa bagian yang sepertinya menolak adanya kehidupan setelah kematian, dimana semuanya berakhir dikubur. Orang ateis melihat bahwa kitab Pengkhotbah meneguhkan pandangan itu. Itulah sebabnya mereka sering mengutip kitab itu. Para Hedonist juga sangat menyenangi kitab ini karena kelihatannya mendukung gaya hidup bersenang-senang. Mereka yang mencari kesenangan sebagai tujuan hidup – dan banyak dari mereka sekarang ada dinegara ini, sehingga mungkin Amerika merupakan negara yang paling hedonistic dibanding negara lain yang pernah ada – hanya mencintai kitab itu karena didalamnya kita dinasehati untuk berfilosofi hidup “makan, minum dan bergembira karena besok kita akan mati”. Kemudian ada bagian dalam kitab ini yang merupakan favorit dari mereka yang mengatakan, kalaupun kita selamat dalam kehidupan ini kita akan memasuki periode kesunyian, suatu masa dimana kita tidak lagi memiliki pengetahuan atau keinginan. Pengajaran ini dilakukan oleh pengajar sesat yang mengajarkan “jiwa yang tertidur” yaitu ketika tubuh mati, jiwa akan tidur bersama dalam tubuh.

Tapi semua kelompok ini gagal memperhatikan hal yang seharusnya dari awal sudah diperhatikan yaitu kitab ini merupakan pengamatan terhadap hikmat dan pengetahuan sekuler. Sejak awal kitab ini dengan jelas membatasi pembahasannya pada hal-hal yang terlihat oleh pikiran umum. Salah satu ungkapan kunci dalam kitab ini yang sering diulang adalah kata, “dibawah matahari” Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah dibawah matahari ? pertanyaannya dalam ayat 3. Kita kembali menemukan kata itu dalam ayat 9. Itulah pembatasan yang diletakan dalam kitab ini.

Pengkhotbah adalah kumpulan hal yang bisa dilihat manusia dibawah matahari, yaitu dalam dunia yang kelihatan. Kitab ini tidak membahas wahyu yang datang diluar kekuatan pengamatan manusia. Ini merupakan kitab yang mengilhami dan akurat. Menjamin bahwa yang dilihatnya benar-benar hal yang dilihat oleh manusia. Kitab ini tidak hanya kumpulan filsafat kuno, karena apa yang dikatakan sangat up-to-date dan relevan. Perkataan yang biasa terdengar dalam opera sabun, dalam kothbah politik, dalam pergerakan radikal dan konservatif sekarang ini. Hal yang dikatakan adalah hal yang anda bisa dengar digedung akademik, atau dijalanan setiap kota. Dalam buku ini memuat pertimbangan dan pengamatan semua filsafat hidup yang dicoba manusia untuk menghidupi hidup. Itulah sebabnya Pengkhotbah sangat praktis dan up-to date.

Tiga ayat pertama memperkenalkan tema dari kitab ini:

Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem.
Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, Kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia
Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah
Dibawah matahari?
{Pengk 1:1-3 LAI}

Pertama, kita belajar bahwa penulisnya adalah, "Pengkhotbah, anak Daud, raja diYerusalem." Kita langsung mengetahui bahwa ini bisa menunjuk pada Raja Salomo. Kata “anak Daud” bisa berarti setiap keturunan Daud yang duduk ditahtanya setelah dia, tapi ini khusus berhubungan dengan Salomo, dimana beberapa hal dalam kitab akan meneguhkan hal ini.

Sekarang ini banyak kritik dilontarkan komentator yang mempertanyakan pandangan diatas, dan beberapa dari mereka mengajarkannya. Mereka mencoba untuk mencari tanggal kitab setelah pembuangan ke Babilonia, sekitar 500 tahun setelah Salomo hidup. Ini adalah pendirian umum dari kritik PL. Tapi pandangan mereka telah berkali-kali terbukti salah, yang menurut mereka didasarkan atas pengamatan budaya saat itu. Saya pikir, kita tidak memiliki masalah untuk menerima kenyataan bahwa memang Salomo yang membagikan hikmat Allah dalam kitab ini melalui hidupnya.

Sangat disayangkan penerjemah menulis Salomo sebagai “Pengkhotbah”. Saya sangat menyesali mereka menggunakan istilah itu. Saya tahu memang kitab ini terdengar sedikit mengkhotbai pada awalnya. Pada saat membaca ayat 2 saja sangat mudah menimbulkan banyak pendapat. Bagi pendengar modern hal diatas tentu saja bisa menyusahkan banyak orang. Pengkhotbah dalam bahasa Ibrani adalah Qoheleth , yang berarti “seseorang yang mengumpulkan, menggabungkan, mengkoleksi sesuatu." Ini merupakan judul yang cocok bagi pengarang kitab ini yang memang mengumpulkan semua filosofi cara manusia hidup. Tapi menurut saya kata yang paling tepat untuk menterjemahkan hal ini adalah “Penyelidik.” Kata inilah yang akan saya gunakan setiap kata Pengkhotbah muncul. Bukan pengkhotbah tapi penyelidik yang digunakan disini.

Ini merupakan suatu penyelidikan dan kalau anda tertarik dengan penemuannya, dia akan mengatakannya. Anda tidak perlu membaca seluruh pasal untuk mengetahui hasil dari penyelidikannya karena dia meletakannya dalam ayat 2: "Kesia-siaan belaka " – itulah yang dia temukan. Kata itu tidak dalam arti membanggakan wajah. Sebagian wanita – mungkin juga pria – terlalu banyak menghabiskan waktu didepan kaca. Anda tidak hanya menyelesaikan apa yang anda perlu selesaikan agar bisa terlihat baik, tapi anda mengaguminya sebentar. Kita menyebut hal ini bersolek, kesombongan wajah, tapi ini bukan maksud Penyelidik. Kata itu dalam arti aslinya, “kekosongan, kesia-siaan, tidak ada arti." Itulah maksud penyelidik. Pandangan penyelidik tentang semua hal yang dia temukan saat penyelidikan, ada dalam kata itu. Kekosongan, perasaan sia-sia – itulah yang ada dalam hidup.

Penyelidik tidak menemukan kepuasan didalamnya. Tidak ada satupun hal, baik kesenangan, hubungan, yang memiliki arti kekal dalam hidup. Itulah sebabnya, judul buku ini adalah “Hal-hal yang tidak berarti” Setiap orang berusaha untuk membuatnya berarti; setiap orang memegang salah satu dari filosofi ini, pandangan hidup ini, dan melalui hal itu berusaha memuaskan dirinya. Tapi menurut Penyelidik, yang sudah mencoba semua itu, tidak ada yang berarti. Ketika dia berkata, “kesia-siaa belaka, kekosongan belaka,” itu merupakan cara Ibrani untuk menyatakan sesuatu yang sangat. Tidak ada yang lebih sia-sia, kesimpulan orang ini, daripada hidup.

Dalam Ayat 3 kita memiliki pertanyaan yang berulang kali digunakan dalam penyelidikannya: "Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah dibawah matahari ? " Apa keuntungan hal itu bagi dia ? Ini merupakan kata Ibrani yang menarik yang berarti “yang masih tersisa.” Setelah dia mengalami semua kesenangan, kegembiraan atau kesenangan dari suatu hal, apa yang tersisa yang bisa memuaskan hidupnya? Itu merupakan pertanyaan yang tepat. Itu juga yang kita tanyakan. Apakah ada hal yang bisa memuaskan kita -- summum bonum, hal tertinggi, yang kalau saya temukan, saya puas ? Apakah ada kunci kebahagiaan sejati, sukacita dan kegembiraan dalam hidup?

Sejak permulaan Penyelidik sudah bertanya. Inilah penyelidikan kitab ini. Dalam Ayat 4-11, dia menerangkan lebih detil mengenai hal ini, suatu pendahuluan dari maksudnya,

Ayat 4-7 menggambarkan rasa tidak berarti yang diberikan alam sewaktu kita hidup didunia; dan Ayat 8-11 menggambarkan rasa tidak berarti yang dirasakan tiap orang dalam hidupnya.

Ayat 4-7:

Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang,
Tetapi bumi tetap ada.
Matahari terbit, matahari terbenam, Lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.
Angin bertiup keselatan, Lalu berputar keutara;
Terus-menerus ia berputar, Dan dalam putarannya angina itu kembali.
Semua sungai mengalir kelaut, Tetapi laut tidak juga menjadi penuh;
Kemana sungai mengalir, Kesitu sungai mengalir selalu.
{Pengk 1:4-7 LAI}

-- lingkaran hidup yang tiada akhir. Tema penyelidik dinyatakan dalam ayat 4: Kemanusiaan sementara, tapi alam tetap. Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang – umat manusia datang dan pergi, begitu seterusnya – tapi bumi tetap ada.

Dia memiliki 3 bukti tentang hal ini, pertama peredaran matahari. Matahari terbit di timur, melewati langit dan terbenam dibarat; kemudian berlari-lari kecil dibagian lain bumi ketika kita sedang tidur, dan kemudian terbit kembali dipagi hari. Ini terjadi terus-menerus selama masih ada waktu, selama sejarah manusia masih ada. Terus ada; berulang terus menerus.

Kemudian dia bicara mengenai siklus angin, dari selatan ke utara. Ini tidak biasa, karena belum terbukti secara ilmiah kalau angin, awan dan aliran bumi ada dalam suatu siklus. Kita bisa membuktikannya sekarang dari gambar lingkaran angina dan awan yang ditunjukan satelit saat ramalan cuaca. Bagaimana saat itu mereka bisa mengerti hal ini saya tidak tahu. Tapi Salomo mengetahui hal itu, walaupun dunia ilmu saat itu tidak mengerti hal ini.

Bukti ketiga adalah siklus penguapan. Tiga belas penatua dan pendeta baru kembali dari perjalanan ke Sierras. Disana puncak gunung mencairkan uap awan yang mengguyur kita semua yang kering dibawahnya. Kita kemudian mengalami hujan lebat, hujan es, dan bahkan hujan es turun yang keatas kita dan kita berhimpitan dalam tenda plastic, menikmati pengalaman bertenda. Dimana asal semua air yang tidak hentinya turun dari langit? Jawabannya tentu datang dari laut. Dari situ sampai utara ada suatu proses penguapan yang tidak terlihat sehingga air yang datang kelaut tidak pernah menaikan tinggi laut karena ada penguapan tidak kelihatan yang mengangkat air keawan. Awan ini bergerak ketimur oleh siklus awan dan menjatuhkan uap mereka lagi, dan ini berlanjut terus menerus.

Penulis curiga ada yang salah dalam hal ini. Kelihatannya terbalik. Dia berkata bahwa manusia seharusnya tetap dan alam seharusnya sementara. Ada sesuatu dalam kita yang mengatakan hal ini. Kita merasa dicurangi karena waktu kita belajar hal besar ini dari hidup, ketika kita mulai bisa belajar untuk menguasai hidup, semuanya berakhir, dan generasi berikut harus mulai dari awal lagi.

Alkitab menegaskan kalau ada yang salah dalam hal ini. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa manusia diciptakan untuk menjadi mahkota dari semua ciptaan. Kita yang seharusnya menjadi penguasa penguasa segala hal. Manusialah yang seharusnya kekal dan alam seharusnya berubah, tapi semua terbalik. Manusia merasakan protes ini dalam rohnya. Kita semua merasakan hal ini. Kita semua protes dalam diri kita, karena kehilangan hikmat seperti seorang Churchill, keindahan seorang Putri Grace, atau daya tarik seorang John Kennedy. Ada sesuatu yang salah sehingga hal itu semua diambil dari kita, sedangkan siklus alam sia-sia terus ada. Benar, roh manusia sangat merasakan hal itu. Ini adalah pertanyaan yang tepat yang akan dikembangkan dalam kitab ini. Tapi lebih jauh, kata Penyelidik, pengalaman yang dirasakan setiap individu sekarang ini adalah kekosongan.

Ayat 8:

Segala sesuatu menjemukan;
[Sebenarnya, "menjemukan "
adalah salah satu kata Ibrani yang seharusnya diterjemahkan “gelisah”]
Sehingga tidak terkatakan oleh manusia;
Mata tidak kenyang melihat, Telinga tidak puas mendengar.
Apa yang pernah ada akan ada lagi, Dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi;
Tak ada sesuatu yang baru dibawah matahari.
Adakah sesuatu yang dapat dikatakan, "Lihatlah, ini baru "?
tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada.
Kenang –
kenangan dari masa lampau tidak ada, Dan dari masa depan yang masih akan datangpun tidak tidak akan ada kenang-kenangan
Pada mereka yang hidup sesudahnya.
{Pengk 1:8-11 LAI}

Maksudnya disini adalah: "Segala sesuatu gelisah / menjemukan." Dia melihat ada kegelisahan dalam setiap hal. Bahkan, itu telah menyebar sehingga tidak seorangpun yang bisa kegelisahan yang ada dalam hidup ini.

Dia memiliki 2 bukti dalam hal ini. Pertama, keinginan manusia tidak pernah bisa terpuaskan: "Mata tidak dipuaskan dengan melihat." Ibu istri saya berumur 95 tahun. Sekarang dia hanya seorang tua, tapi pikirannya masih tajam dan jelas. Suatu hari dia ada dirumah kami dan seseorang menyebut suatu tempat yang jauh. Tiba-tiba dia berkata, “ Oh, saya berharap bisa kesana.” Disamping umurnya, matanya tidak lelah melihat; dia ingin terus melihat tempat, keadaan, kebiasaan yang lain. Mata tidak pernah dipuaskan.

Telinga juga tidak bisa dipuaskan dengan mendengar. Kita selalu tertarik terhadap sesuatu ide atau hal baru yang terjadi. Inilah alasan mengapa program berita selalu disukai. Televisi, radio dan suratkabar menyediakan hal bagi telinga yang lapar ini untuk mendengar sesuatu. Suatu gossip menarik tentang bintang Hollywood akan menjual ribuan majalah dan surat kabar. Inilah alasan mengapa kita melihat opera sabun. Kita tidak lelah mendengar sesuatu yang baru. Cara baru dalam menghasilkan keuntungan, selalu menarik. Argumentasi Penyelidik adalah bahwa telinga tidak pernah lelah karena keinginan manusia tidak pernah terpuaskan; itu merupakan akibat dari kegelisahan yang timbul dalam hidup.

Hal yang kedua, walaupun kita ingin sekali melihat atau mendengar sesuatu yang baru, sebenarnya tidak ada hal baru yang muncul. Hidup merupakan pengulangan hal yang sudah ada sebelumnya; itu hal lama yang diulang - ulang. Itulah argumen dari penyelidik. Hal ini juga merupakan hasil kegelisahan yang telah bertumpuk dalam hidup. Walaupun sesuatu terlihat baru bagi kita, sebenarnya, “tidak ada yang baru dibawah matahari.” Ada seseorang yang langsung tidak setuju dan berkata, “tunggu sebentar! Mereka tidak punya radio, televisi, perjalanan keluar angkasa atau hal lain seperti itu sampai beberapa abad kemudian. Lalu kenapa anda, Ray Steadman, bisa mengingat masa lalu saat mereka belum memiliki semua itu!"

Ketika saya dan Don Broesamle berada di Hong Kong, kami menghabiskan waktu beberapa hari beristirahat setelah melakukan perjalanan dan jadwal acara yang melelahkan, kami tinggal di Hotel British Peninsula tua yang indah di Kowloon sisi Hong Kong. Diseberang jalan ada planetarium yang baru dibangun, Don dan saya pergi kesana untuk melihat Pencarian Peradaban Lain. Saya selalu senang duduk dalam ruangan itu. Penerangan dimatikan, bintang mulai muncul diatas terlihat seperti bintang yang paling terang dimalam musim panas, dan anda seketika itu merasakan suasana kekekalan, anda merasakan kebesaran dan keagungan alam semesta.

Pertunjukan dimulai dengan menunjukan patung besar di Pulau Paskah di Pantai Pasifik, yang menimbulkan pertanyaan,"Dimana datangnya patung besar ini?" Patung ini sangat besar, 20 kaki atau bahkan beratnya lebih dari itu, dibuat dari batu besar yang beratnya ratusan ton. Siapa yang mendirikannya? Darimana datangnya, dan bagaimana mereka bisa ada disana? Tidak ada orang yang bisa menjawab pertanyaan itu. Kemudian pertunjukan beralih ke daerah Amerika selatan dimana terdapat jalur geometric yang sangat besar yang dikerjakan diatas tanah berhektar-hektar. Bentuknya jelas dibuat oleh manusia, atau mahluk lain yang punya intelegensi, tapi mereka tidak bisa dilihat kecuali dari atas. Hal ini menimbulkan pertanyaan, "kenapa ada orang yang menggambar bentuk ditanah demikian besar sehingga tidak bisa dilihat kalau tidak dari atas?" Banyak yang menduga bahwa peradaban lalu memang memiliki cara membentuk hal itu ditanah. Mungkin pengunjung dari luar angkasa menggunakan jalur ini. Misteri yang lain seperti Stonehenge di Inggris, dikemukakan dan dibentuk seperti seseorang yang mengelilingi dunia. Kenyataan bahwa pertunjukan planetarium merupakan konfirmasi apa yang dikatakan Penyelidik dalam kitab Pengkhotbah yaitu, “yang ada sekarang dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada," sangat mengejutkan saya. Zaman lain akan mengulanginya. “Tidak ada yang baru dibawah matahari."

Lalu kenapa suatu hal bisa kelihatan baru? Jawaban dari Penyelidik ada pada ayat 11: Ingatan manusia sudah cacat, kita telah melupakan hal yang pernah ada. Pertunjukan di planetarium menunjukan hal itu. Satu petikan yang menunjukan orang Maya di Amerika Tengah, keturunan asli dari ras raksasa yang pernah hidup didaerah itu, yang mendirikan bangunan terselubung misteri yang sudah lama dilupakan oleh generasi Indian Maya masa kini. Mereka tidak bisa menjelaskannya. Mereka tidak bisa mengerti hal itu. Mereka telah kehilangan pengetahuan dari masa lalu. Inilah yang dimaksud oleh penulis. Ingatan kita sangat pendek sehingga kita kehilangan apa yang pernah kita ketahui – dan menurut penulis, itu bisa terulang. Semua keajaiban tehnologi yang sangat kita kagumi mungkin satu saat akan hilang dalam bencana nuklir yang besar. Sewaktu melihat bentuk televisi yang ada sekarang atau hal seperti itu, generasi yang akan datang mungkin akan berkata, “untuk apa kabel yang begitu banyak ini? Apa yang mereka lakukan dengan hal ini?” Itulah masalahnya. “Tidak ada yang baru dibawah matahari”

Lalu muncul pertanyaan, “Apakah ini yang disebut hidup?” Apakah hanya pengejaran hal kosong yang tidak bisa memuaskan? Apakah tidak ada terobosan yang dibuat sehingga bisa menemukan sesuatu yang bisa memenuhi kelaparan hati manusia, rasa puas, kegembiraan dan kesenangan selamanya ? Itulah yang akan diselidiki.

Sebelum Penyelidik membawa kita kedalam detil penyelidikan ini – yang dimulai dari pasal 2 – dia memberikan memberikan kualifikasi dirinya dalam ayat 12-18. Hal ini terbagi dalam 2 bagian, kedudukannya, dan ketekunannya..

Ayat 12-14:

Aku, Pengkhotbah, adalah raja atas Israel di Yerusalem.
Aku membulatkan hatiku untuk memeriksa dan menyelidiki dengan hikmat segala yang terjadi dibawah langit.
Itu pekerjaan yang menyusahkan yang diberikan
Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan diri.
Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang dibawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angina.
Yang bongkok tak dapat diluruskan, dan yang tidak ada tak dapat dihitung.
{Pengk 1:12-15 LAI}

Posisinya memberi dia kesempatan yang jarang diperoleh. Dia seorang raja, kekuasaan tertinggi didaerah itu; tidak ada yang bisa menentang apa yang dilakukannya. Dan dia menjadi raja pada masa damai. Selama 40 tahun pemerintahan Salomo, tidak ada angkatan bersenjata yang menggempur tembok Yerusalem, seperti yang mereka lakukan dalam sejarah dan masih sampai saat ini. Ayahnya memiliki kekayaan yang sangat besar dimana Salomo ahli warisnya, dan dia sendiri meningkatkan kekayaan itu. Selama 40 tahun tidak ada tuntutan pengeluaran untuk persenjataan. Masa itu merupakan masa yang damai dan makmur. Lebih jauh, pada masa itu bangsa lain mengirim utusannya ke Yerusalem. Ratu dari Sheba datang dari ujung bumi untuk melihat dan mendengar hikmat dari orang ini. Salomo memiliki kesempatan yang sangat besar.

Maka dari itu, dia bisa menyelidikinya secara luas. “Aku membulatkan hatiku untuk memeriksa dan menyelidiki dengan hikmat segala yang terjadi dibawah langit.” Dia bisa melakukan apa saja. Tapi dengan jujur dia berkata, “Itu pekerjaan yang menyusahkan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan diri.” Terjemahan ini kehilangan sesuatu yang menjadi maksud dari Penyelidik. Bahasa Ibraninya bukan "the sons of men," tapi lebih kepada "the sons of man," Kata itu adalah Adam, “anak Adam” Jadi referensinya tidak untuk kelompok manusia, tapi kepada natur manusia.

Menurut saya disini dia menunjuk pada kejatuhan manusia. Dia sadar kalau manusia sulit menemukan jawabannya. Ada yang salah dalam diri manusia. Sangat sulit bagi seorang manusia yang ingin sekali menemukan rahasia kehidupan, tapi dia sendiri selalu dibingungkan oleh pengertiannya yang tidak mencukupi. Manusia tidak bisa menjelaskan semuanya.

Lebih jauh, dia bahkan mampu menyelidiki hal yang bertentangan. “Aku telah melihat semuanya”. Tapi ada beberapa keterbatasan didalamnya. Sesuai dengan yang dikutipnya dari Amsal, “Apa yang bongkok tidak dapat diluruskan, dan yang tidak ada tidak dapat dihitung.” Manusia sangat sulit menemukan jawaban hidup, karena ketika dia merasa ada yang salah disana ada hal didalamnya yang menghalangi dia untuk memperbaiki. Apakah anda pernah merasakan, seperti yang pernah saya rasakan, bahwa ketika segala sesuatu menjadi tidak beres dalam keluarga walalupun anda sangat ingin membereskannya, anda tetap tidak bisa melakukannya? “Itulah maksud dari kalimat apa yang bongkok tidak bisa diluruskan.”. Salah satu frustrasi terbesar dalam hidup adalah sekuat apapun anda mencoba tetap ada hal yang tidak bisa anda luruskan. Demikian juga dengan sebanyak apapun hal yang bisa anda temukan, pasti ada informasi yang tidak bisa anda temukan. "Itulah maksud yang tidak ada tidak bisa dihitung." Itulah masalah orang ini.

Kemudian dia berbicara tentang ketekunannya, Ayat 16:

Dan aku berkata dalam hati: “Lihatlah, aku telah memperbesar dan menambah hikmat lebih dari pada semua orang yang memerintah atas
Yerusalem sebelum aku, dan hatiku telah memperoleh banyak hikmat dan pengetahuan.”
Aku telah membulatkan hatiku untuk memahami hikmat dan pengetahuan, kebodohan dan kebebalan.
Tetapi aku menyadari bahwa hal inipun adalah usaha menjaring angina, karena didalam banyak hikmat ada banyak susah hati, dan siapa memperbanyak pengetahuan, memperbanyak kesedihan.
{Pengk 1:16-18 LAI}

Bagi pelajar yang baru kembali sekolah, ini merupakan ayat yang sangat baik untuk diingat. “Siapa yang memperbanyak pengetahuan, memperbanyak kesedihan.” Ini benar, menyedihkan, tapi benar. Tidak ada yang salah dengan memperbanyak pengetahuan karena pilihan sebaliknya lebih buruk; ketidaktahuan adalah kebodohan.

Apakah tidak mengherankan kalau seorang Manusia yang disegala zaman merupakan hikmat yang menjadi daging juga disebut sebagai “seorang yang penuh kesengsaraan, dan yang biasa menderita kesakitan "? {Yes 53:3}. Tapi kata Penyelidik, makin meningkatnya frustasi yang disebabkan karena semakin banyak dia tahu semakin banyak hal yang tidak diketahui. Pada akhir hidupnya, Isaac Newton berkata, “saya telah mendayung laut luas pengetahuan yang dangkal." Dia juga merasa frustasi karena tidak bisa berlayar lebih luas.

Ini memberikan petunjuk kepada kita kapan kitab ini ditulis. Kitab ini kemungkinan besar ditulis pada masa pemerintahan Salomo, setelah dia memiliki kesempatan yang lebih dari cukup untuk menyelidiki semua area kehidupan dan selesai. Berdasarkan periode itu, seperti yang digambarkan kitab I Raja-raja, dia jatuh kedalam kemunduran rohani, pemujaan berhala istri-istrinya yang dinikahi dari bangsa asing. Anak Daud ini, dengan segala pengetahuan hukum Musa dan semua pengertian akan Firman Tuhan, berakhir menyembah berhala yang mati dalam bait yang dia bangun untuk istri-istrinya di Yerusalem. Tapi ada waktu pemulihan.

Salah satu Targum Orang Yahudi ada kalimat yang menarik:

Waktu Raja Salomo duduk diatas tahta kerajaannya, hatinya menjadi sangat gembira karena kekayaannya, dan dia melanggar perintah
Firman Tuhan;
dan dia mendirikan banyak rumah, dan kereta kuda, dan penunggang kuda, dan dia menimbun banyak emas dan perak, dan dia menikahi banyak istri dari bangsa asing.
Sehingga murka Tuhan turun atas dia, dan Dia mengirim
Ashmodai, raja setan, dan mendorong dia dari tahta kerajaannya, dan mengambil cincin dari tangannya, sehingga dia harus berkelana dalam dunia, untuk menegur hal itu;
dan dia pergi ke kota propinsi dan kota di tanah
Israel, menangis dan meratap, dan berkata, “Saya
Coheleth yang sebelumnya disebut Salomo yang sebelumnya adalah raja atas
Israel di Yerusalem."

Tidak ada petunjuk akan periode ini dalam Alkitab, jadi hal itu mungkin tidak bisa dipercaya. Alkitab memberi kesan ada saat dimana Raja Salomo menyadari apa yang diperbuatnya, dan bertobat. Kitab ini merupakan pernyataan dari pikiran yang jera terhadap semua dialami dalam hidup. Ini bukan pernyataan kemarahan orang muda. Kalimat ini keluar dari seseorang yang sudah melalui semua itu dan membagikannya pada kita.

Apakah dia sudah menemukan jawabannya? Apakah dia sudah menemukan kunci hidup yang membuka harta sukacita? Jawabannya adalah Ya, dan dia mengatakannya dalam kitab ini. Tapi jawabannya bukan apa yang dimulainya disini. Apa yang ditemukannya “dibawah matahari” adalah kesia-siaan, tapi dia menemukan sesuatu yang lebih dari itu. Itulah apa yang dikatakan kitab ini.

Doa:

Terima kasih Tuhan untuk kata-kata hikmat ini. Terima kasih kalau jawaban kehidupan tidak didapat dari hikmat manusia. Tidak ada institusi manusia yang bisa memberikan kita kunci kehidupan. Itu harus datang dari tanganMu yang penuh kasih, walaupun melalui banyak kesakitan dan penderitaan sewaktu kita berusaha berjalan kearah jawaban hidup ini. Pimpin kami sekarang, jaga kami dan tolong kami untuk menanti dan lebih memperhatikan, mengingat bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Kami berdoa dalam nama Tuhan Yesus.

Amin.