SIAPA BILANG HIDUP ITU ADIL?

Kitab Pengkhotbah merupakan penyelidikan nilai dan keuntungan berbagai macam gaya hidup yang paling lengkap. Penyediliknya adalah Raja Salomo, yang menuliskan pada kita laporan yang jujur, objektif dan relefan yang dia temukan dalam pencariannya selam hidup. Ditengah pasal 7 yang kita bahas sekarang, dia bisa berkata “saya telah melihat semuanya.” Sebenarnya dia membuka bagian ini dengan kata itu. Chapter 7:15:

Dalam hidupku yang sia-sia aku telah melihat segala hal ini: ada orang saleh yang binasa dalam kesalehannya, ada orang fasik yang hidup lama dalam kejahatannya.
{Pengk 7:15 RSV}

Bagian pusat dari pengkhotbah berkaitan dengan bagaimana pantasnya dan realistis mengevaluasi hidup. Kita telah melihat bahwa kemakmuran tidak selalu baik; untuk menjadi kaya secara materi bukan jawaban bagi kelaparan dalam jiwa manusia. Kita juga melihat kebenaran bahwa kesulitan tidak selalu buruk. Beberapa waktu terbaik kita ada pada saat kita tidak punya banyak hal, saat sulit. Pada permulaan ini, dimulai dengan ayat 15, kita tetap belajar kebenaran lain, bahwa orang benar tidak selalu benar. Kenyataannya, bagian ini menyatakan 2 kebenaran besar: pertama, dalam dunia ini banyak orang benar palsu; dan kedua, hikmat yang benar sangat sulit didapat.

Dalam ayat 15 penyelidik berkata bahwa seseorang tidak bisa mengatakan orang itu benar karena dia hidup lama atau tidak. Dengan kata lain, seperti yang dikatakan amsal, “orang benar sering lebih dulu mati” Tapi orang jahat bisa hidup senang dalam waktu lama.

Ada sebutan orang tua yang kotor! Orang seperti itu ada, dan stiker mobil mengatakan kalau dia membutuhkan kasih seperti kita semua

Ayats 16-19, dimana kebenaran ini dikembangkan, adalah bagian yang paling sering disalah mengerti, Penyelidik berkata:

Janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat;
mengapa engkau akan membinasakan dirimu sendiri?
Janganlah terlalu fasik, janganlah bodoh!
Mengapa engkau mau mati sebelum waktumu?
Adalah baik kalau engkau memegang yang satu, dan juga tidak melepaskan yang lain, karena orang yang takut akan
Allah luput dari kedua-duanya.
Hikmat memberi kepada yang memilikinya lebih banyak kekuatan dari pada sepuluh penguasa dalam kota.
{Pengk 7:16-19 RSV}

Itu pastilah merupakan ayat Alkitab favorit bagi banyak orang, karena itu seperti membela kesederhanaan dalam kebaikan maupun jahat. Penyelidik sepertinya ingin berkata, “jangan terlalu baik, dan jangan terlalu jahat juga, tapi sedikit-sedikit dari keduanya tidak akan menyakiti." Kita semua mendengar seseorang berkata, “agama itu baik, tapi jangan mengganggu kesenangan anda." Kesederhanaan disemua hal.

Untuk mengerti hal ini, kita harus memperhatikan dengan seksama apa yang dikatakan penyelidik disini. Kata kerja kedua dalam ayat 16, “jangan membuat dirimu terlalu bijak,” merupakan kata kunci dalam mengerti ayat ini. Dalam grammar ini disebut kata kerja reflektif; itulah mengapa kata dirimu sendiri dilekatakan disitu. Penyelidik sebenarnya ingin mengatakan, “jangan bijak untuk dirimu sendiri; jangan menjadi bijak atas pandangan sendiri, kebenaran dari diri sendiri."

Ini peringatan terhadap merasa benar sendiri, dan hal seperti itu. Merasa benar sendiri merupakan sikap mereka yang menganggap diri mereka benar karena hal yang tidak mereka lakukan. Hal ini, menurut penilaian saya merupakan kutukan gereja sekarang. PL menyebutnya Farisi; Penyelidik menyebutnya kekejian. Dalam pelajaran kitab Pengkhotbah ini kita belajar bahwa kekejian tidak dinyatakan dengan pembunuhan, pencurian dan perilaku sex menyimpang, tapi juga dengan kefanatikan, rasis, tinggi hati, menghina; dengan kritik, perilaku menghakimi, dengan kata-kata yang kasar dan kotor, dengan tindakan balas dendam. Orang injili yang sombong baik pria maupun wanita adalah seorang yang keji!

Tidak hanya rasa benar sendiri yang keji, tapi kebalikan ekstrim hal itu juga kekejian menurut penyelidik. Orang bodoh yang membuang semua batasan moral dan membuang disiplin diri serta memberi diri dalam kehidupan yang liar juga suatu kekejian.

Lebih jauh, setiap gaya hidup ini merusak diri; mereka menghasilkan hal yang sama: “Kenapa engkau menghancurkan diri sendiri?” katanya pada yang merasa benar sendiri; “Kenapa engkau harus mati sebelum waktunya?” dia bertanya pada jiwa yang malas. Dalam kedua kasus mereka menghancurkan kemanusiaan mereka. Hal ini juga berlaku secara fisik. Orang yang mencari kesenangan biasanya mati dalam pertengkaran waktu mabuk, atau kecelakaan kendaraan, sementara orang yang merasa benar sendiri mungkin mati Karena bisu atau serangan jantung, atau karena hasil hidup yang mementingkan diri sendiri.

Perilaku yang tepat untuk hidup ditemukan dalam Ayat 18:

Adalah baik kalau engkau memegang yang satu [kebenaran], dan juga tidak melepaskan yang lain [dunia yang jahat dimana kita hidup], karena orang yang takut akan
Allah luput dari kedua-duanya.
{Pengk 7:18 RSV}

Itu adalah posisi yang konsisten dari Alkitab, baik PL maupun PB. Kita tidak menjauh dari dunia untuk menjauhi kejahatan; kita tidak merasa benar sendiri dengan menghina orang yang secara moral salah. Merupakan suatu yang baik mempertahankan kebenaran, tapi juga baik untuk tidak menjauhi dunia. Hiduplah didalamnya. Jangan menjauhinya, bersembunyi dalam suatu kepompong rohani, pondok kecil tidak bersama dengan orang tidak benar dan perilakunya yang menyakitkan.

Cara hidup yang berTuhan, “mereka yang takut akan Tuhan akan mengalahkan mereka semua.” Kita telah melihat ini dalam kalimat, “orang itu takut akan Tuhan” banyak sekali dalam kitab ini. “Untuk takut akan Tuhan” sepenuhnya benar. Itu berarti tidak hanya hormat pada Tuhan, tapi mengetahui kehadirannya dalam hidup anda; tidak hanya pada akhir hidup anda suatu hari nanti tapi sekarang. Untuk takut akan Tuhan adalah mengetahui bahwa Dia melihat semua yang anda lakukan, dan semua keadaan Dia yang mengaturnya. Pengetahuan akan kuasa Tuhan, hikmat dan kasihNya, keinginanNya untuk menerima anda, merubah anda, dan mengampuni anda, untuk mengembalikan anda dan membela anda, semua hal diatas merupakan bagian dari takut akan Tuhan. “Untuk takut akan Tuhan” adalah mengetahui bagaimana hidup ditengah dunia dan tidak merasa benar sendiri, sombong, gila hormat dan puas diri. Bijaksana seperti itu “memberikan kekuatan bagi orang bijak lebih kuat dari 10 pemimpin yang ada dikota.” Lebih baik belajar hidup seperti itu daripada memiliki teman yang berpengaruh yang bisa membebaskan anda!

Minggu lalu setiap hari memberikan kita informasi mengenai DeLorean, magnet permobilan yang terlibat kecelakaan karena obat-obatan. Dia salah satu orang terkaya didunia saat itu, dengan teman-teman yang berpengaruh diseluruh negeri, menghabiskan waktunya dipenjara karena tidak ada yang mau membebaskanya. Itulah pesan yang ditemukan Penyelidik. Pria atau wanita yang belajar takut akan Tuhan dalam keseluruhan hidup lebih baik daripada mereka yang memiliki teman yang berpengaruh.

Salomo sekarang mengemukakan kebenaran bahwa kita hidup didunia yang sudah jatuh. Tidak ada yang benar, selain anugrah Tuhan. Semua sudah terkena virus jahat, dikatakan dalam Ayats 20-22:

Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!
{Pengk 7:20 RSV}

Jangan tambahkan “kecuali saya” dalam pernyataan itu. Alkitab berulang kali mengatakan hal ini. Penyelidik melanjukan dengan kebenaran ini:

Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkau.
Karena hatimu tahu bahwa engkau juga telah kerapkali mengutuki orang-orang lain.
{Pengk 7:21-22 RSV}

Posisi Alkitab yang tidak berubah seperti yang dinyatakan Paulus dalam Roma 3, “Semua berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah,” {Rom 3:23 KJV}. Yesaya berkata, “kita semua seperti domba yang dibawa kepembantaian. Kita mengajak yang lain seperti kita,” {Isa 53:6}. Dalam kejujuran hati kita mengetahui itu. Kita bisa mendengar hal itu jika kita mendengar apa yang orang katakana, terutama ketika mereka marah, frustasi atau kecewa terhadap sesuatu. Dengar apa yang dikeluhkan orang Kristen ketika mereka terjebak dikemacetan! Itulah apa yang dikatakan Penyelidik, “jangan menganggapnya terlalu serius.”

Ini penyingpakan fakta bahwa kita semua hidup dalam dunia yang sudah jatuh; kita semua bergumul dengan nature kita yang sudah jatuh yang menunjukannya disetiap kesempatan kelemahan, frustrasi atau marah. Itulah sebabnya jika anda mendengar pembantu anda mengutuk anda, menyadari bahwa dia menderita hal yang sama dengan anda. Jangan menganggapnya terlalu serius sehingga anda menjadi marah dan mengancamnya dengan pemecatan, tapi ingat bahwa anda berada diperahu yang sama. Sebenarnya, penyelidik mengajak anda untuk mengingat bahwa didalam hati anda sendiri melakukan hal yang sama berulang kali. Betapa jujurnya Alkitab! Mereka menghadapkan kita dengan kenyataan hidup

Untuk alasan apapun tidak ada yang benar dibumi, Penyelidik menyimpulkannya dalam setengah pasal kemudian bahwa hikmat dari Tuhan sangat sulit didapat. Dia mencarinya:

Kesemuanya ini telah kuuji untuk mencapai hikmat.
Kataku: "Aku hendak memperoleh hikmat,"
tetapi hikmat itu jauh dari padaku.
Apa yang ada, itu jauh dan dalam, sangat dalam, siapa yang dapat menemukannya?
Aku tujukan perhatianku untuk memahami, menyelidiki, dan mencari hikmat dan kesimpulan, serta untuk mengetahui bahwa kefasikan itu kebodohan dan kebebalan itu kegilaan.
{Pengk7:23-25 RSV}

Kita telah melihat sebelumnya bagaimana dia menggambarkan penyelidikannya, jujur, pencarian yang panjang yang diambilnya untuk menyelidiki semua filosofi, mencari rahasia hidup. Dia mengatakan bahwa dia ingin mencarinya sendiri. Ingat bahwa ini ditulis oleh Raja Salomo, yang dikenal sebagai orang yang terbijak dalam dunia. Dengan reputasi kebijaksanaannya dia mencari dalam hidupnya rahasia itu. Seperti yang dia katakana, “saya berkata ‘saya akan menjadi bijaksana’, tapi itu masih jauh dari saya.” Pengakuan yang jujur! Dia melihat dirinya mudah berubah dan tidak mampu mengerti dirinya sendiri.

Tidak ada yang lebih meyakinkan daripada mengetahuinya sendiri. Berapa kali anda mendengar seorang berkata, “tidak ada yang mengerti saya”? Implikasi yang jelas adalah, “saya mengenal diri sendiri.” Wahyu Firman, mengatakan jika ada orang yang tidak anda kenal adalah dirimu sendiri; anda tidak mengerti diri anda. Kita bingung jika mencoba menyelesaikan teka-teki kehidupan dengan berpikir kalau kita mengerti siapa kita. “yang sangat dalam sehingga siapakah yang bisa menemukannya?” Tanya Salomo. Dia menyadari bahwa masalahnya sangat dalam. Jika kita mencoba mengertinya sendiri akan sangat sulit. Itu seperti seseorang yang coba melihat wajahnya tanpa kaca. Penyelidik menemukan bahwa itu tidak mungkin menyelesaikan teka-teki kehidupan karena dia sendiri tidak mengerti.

Dia kemudian berkata bahwa pada waktu melihatnya dia menyadari bahwa apa yang dicarinya adalah rahasia misteri kejahatan. Pernakah anda bergumul dengan hal itu ? Pernakah anda berkata pada diri anda sendiri setelah melakukan sesuatu, “kenapa saya melakukannya? Saya tahu itu salah, saya tahu itu akan melukai seseorang, kenapa saya mengatakannya? Anda bergumul dengan masalah yang sama dengan yang dihadapi Penyelidik, pertanyaan besar, misteri kejahatan. Penyelidik berkata bahwa dia tidak menemukan jawaban dengan hikmat, dengan mencoba merasionalisaiskannya. Apa yang dia temukan sangat membukakan pikiran. Hal pertama yang ditemukan adalah apa yang kita temukan ketika kita mencari kunci bisa hidup diluar Tuhan – kepedihan dan kematian:

Dan aku menemukan sesuatu yang lebih pahit dari pada maut: perempuan yang adalah jala, yang hatinya adalah jerat dan tangannya adalah belenggu.
Orang yang dikenan Allah terhindar dari padanya, tetapi orang yang berdosa ditangkapnya.
Lihatlah, ini yang kudapati, kata Pengkhotbah:
Sementara menyatukan yang satu dengan yang lain untuk mendapat kesimpulan, yang masih kucari tetapi tidak kudapati, kudapati seorang laki-laki di antara seribu, tetapi tidak kudapati seorang perempuan di antara mereka.
Lihatlah, hanya ini yang kudapati: bahwa Allah telah menjadikan manusia yang jujur, tetapi mereka mencari banyak dalih.
{Pengk 7:26-29 RSV}

Ini adalah pewahyuan yang luar biasa dari seorang yang pintar dan kaya tentang hidup. Kita harus ingat, Salomo dengan jujur menulis pengalamannya.

Dia menemukan 2 hal: pertama, dia menemukan bahwa dia terjebak oleh cobaan seksual. Dia mencari cinta. Banyak pria dan wanita bisa mengatakan hal yang sama. Dia mencari cinta dan mengira dia akan mendapatkannya didalam hubungan dengan wanita. Dia terus mencari apa yang bisa mendukungnya, menguatkan dia dan membuat dia merasa hidup layak untuk dihidupi, tapi apa yang dia temukan adalah dosa seksual. Dia menemukan dirinya terlibat dengan wanita yang tidak memberikan apa yang dia cari; dia tetap merasa kosong dan sendiri seperti dulu.

Saya membaca suatu artikel ditulis oleh seorang wanita yang menceritakan tentang bagaimana dia mencari jawaban kelaparan hidup dengan hubungan dengan banyak pria. Dia menceritakan kalau dia bangun disuatu pagi ditempat tidur dengan seorang pria yang baru ditemuinya kemarin malam. Waktu dia melihat pria disampingnya, dia makin merasakan kekosongan lebih dari sebelumnya. Dia menyadari kemudian kalau sex tidak menyelesaikan masalah, kekosongan dan kesendirian hidupnya. Dia kemudian bicara tentang betapa dia menemukan hubungan dengan Tuhan Yesus dan menjadi orang Kristen, dan bersaksi apa yang ditemukannya dalam hubungan itu. Betapa suatu konfirmasi tentang apa yang kita bahas dalam bagian Alkitab ini.

Penyelidik juga dengan jujur menulis cara melarikan diri: “Dia yang menyenangkan Tuhan lolos, tapi orang berdosa ditangkapnya.” Kita harus ingat bahwa orang ini memiliki 700 istri dan 300 selir; dia terlibat secara seksual dengan 1000 wanita. Dengan semua pengalaman ini, dia menemukan tidak ada yang memenuhi pencarian hatinya. Tapi, dia menyadari bahwa orang yang takut akan Tuhan, yang mengerti Tuhan, yang matanya terbuka dan hatinya diajar oleh Firman Tuhan, akan bisa meloloskan diri. Dalam 9 pasal pertama dari Amsal, yang juga ditulis Salomo, dia menuliskan pengalamanya kepada pria untuk menunjukan bagaimana cara lolos dari pengalaman ini dalam kehidupan mereka.

Dia tidak hanya menemukan dirinya terperangkap oleh godaan seksual, tapi dia dibingungkan oleh misteri, ditulis dalam Ayats 27-28: "kudapati seorang laki-laki diantara seribu, tetapi tidak kudapati seorang perempuan diantara mereka." Kita harus membacanya dengan hati-hati. Selama menjalani hidup dia menemukan seorang yang bisa dipercaya, takut akan Tuhan, bijaksana dan bisa menjadi teman sejati, seorang yang berintegritas, tapi dia tidak pernah menemukan seorang perempuan seperti itu; dari 1000 wanita yang ada, dia tidak menemukan yang bisa dipercaya. Kenapa ? pasti bukan karena Salomo seorang chauvinist laki-laki, seperti yang mungkin anda tergoda untuk pikirkan. Dalam Amsal pasal 8 dia menggunakan wanita untuk menyatakan kebenaran, hikmat dari Tuhan, dan dalam 31 pasal dalam Amsal dia menggunakan wanita sebagai contoh utama seseorang yang hidup menyenangkan Tuhan; pasal itu dikenal diseluruh dunia sebagai pengungkapan perempuan yang takut akan Tuhan. Salomo tidak membenci wanita, itu bukan masalah disini.

Kita bisa mengerti apa yang dengan jujur dikatakannya disini karena kejadian dalam penyelidikannya. Masalahnya adalah ketika dia berhubungan dengan wanita dia menghadapi kenyataan terlibat secara seksual, dan itu membatalkan penemuannya akan siapa wanita itu sebenarnya. Inilah penjelasan perkataan itu. Salomo mengalami banyak masalah dengan pria. Dia bukan gay. Ketika dia berhubungan dengan pria dia bisa mengerti, mendengarkan dan menyadari apa yang terjadi didalamnya, tidak dihalangi oleh penyimpangan seksual, tapi hal ini tidak berlaku dengan wanita.

Salah satu pelajaran penting yang harus kita pelajari tentang hidup adalah sex diluar nikah mencegah proses penemuan. Anda tidak bisa menemukan siapa diri anda atau orang lain ketika anda terlibat bersama dalam sex yang salah. Saya telah melihat ini terjadi banyak kali diantara pasangan muda dalam jemaat yang sedang bertumbuh dalam Tuhan, yang mulai mengenal satu sama lain, mengasihi satu sama lain, untuk menemukan hal yang mereka sukai dan tidak sukai, dan kemudian hubungan menjadi muram, keanehan muncul, hal menjadi serba salah, dan mereka mulai bertengkar dan berkelahi. Kemudian ditemukan bahwa mereka telah jatuh dalam cobaan dan terlibat dalam pengalaman seksual bersama, yang membatalkan semua percobaan penemuan satu sama lain. Alkitab memperingatkan kita tentang sex sebelum nikah. Inilah kenapa penyelidik harus menulis, “Saya bisa menemukan pria sejati diantara 1000, tapi tidak dengan wanita.” Saya yakin ada wanita seperti itu diantara yang dia kenal, tapi dia tidak pernah menemukan satupun.

Akhirnya dia menyimpulkan semuanya dalam Ayat 29:

Lihatlah, hanya ini yang kudapati: bahwa Allah telah menjadikan manusia yang jujur, tetapi mereka mencari banyak dalih {Pengk 7:29
RSV}

Masalah didunia ini bukan dengan Tuhan, tapi dengan manusia. Karena kita tidak mendengarkan hikmat Tuhan dan Firman Tuhan, kita mencoba mencari jalan, kekayaan hidup, tapi diluar aturan yang ditetapkanNya. Itu tidak bisa tercapai. Penemuan dari penyelidikan yang jujur adalah hidup tidak bisa ditemukan diluar yang Tuhan katakan – dalam hubungan dengan dia.

Jadi penyelidik menyelesaikan bagian ini dalam ayat 1 pasal 8, dengan suatu gambaran nilai kebenaran, hikmat dari Tuhan. Disini pembagian pasal yang salah. Kita seharusnya membacanya sebagai penutup pasal 7:

Siapakah seperti orang berhikmat?
Dan siapakah yang mengetahui keterangan setiap perkara?
Hikmat manusia menjadikan wajahnya bercahaya dan berubahlah kekerasan wajahnya.
{Pengk 8:1 RSV}

Terdapat penggambaran yang luar biasa tentang apa yang terjadi bagi seseorang yang menemukan hikmat bijaksana sebagai anugrah Tuhan, seorang yang berjalan dengan Tuhan, dalam takut akan Dia.

Pertama, hal itu membuat seorang menjadi manusia yang unik: “siapa yang seperti orang berhikmat?” salah satu kebodohan hidup adalah mencoba meniru orang lain. Media terus menerus memberikan kita undangan untuk memakai baju, berbicara dan menjadi seperti orang terkenal. Jika anda berhasil melakukannya, anda hanya akan menjadi tiruan murahan dari orang lain. Keagungan injil adalah ketika anda menjadi manusia baru dalam Kristus anda unik. Tidak ada yang seperti anda. Anda akan menjadi semakin mirip Kristus, tapi tidak seperti yang lain dalam kepribadian. Anda tidak akan menjadi tiruan murahan, tapi asli dari Roh Tuhan. Inilah hal pertama dan indah tentang keselamatan.

Kedua, hikmat dari Tuhan akan memberikan anda pengetahuan rahasia: “Siapakah yang mengetahui pengetahuan setiap perkara?” Implikasi dari pertanyaan itu diketahui orang berhikmat. Inilah yang dikatakan Paulus dalam 1 Kor 2: "Manusia rohani menilai semuanya," {1 Cor 2:15a RSV}. Manusia rohani ada dalam posisi memberikan penilaian moral semua hal, tidak karena dia sangat pintar, tapi karena Tuhan yang mengajar dia menjadi bijak.

Ketiga, orang seperti itu akan mengalami sukacita: “Hikmat seseorang membuat wajahnya bercahaya." Augrah membuat wajah bercahaya, tidak berminyak. Minyak itu yang diletakan dikosmetik untuk membuat wajah bercahaya atau membuat bersinar, tapi anugrahlah yang membuat cahaya dari dalam; anugran membuat wajah bercahaya karena sukacita sangat jelas dinyatakan dalam wajah manusia.

Akhirnya, hal itu merubah tampak seseorang: “berubahlah kekerasan wajahnya.” Pernahkan anda melihat seorang yang dipenuhi Roh Kudus dalam hidupnya, wajahnya lembut dan baik, sehingga hidup kelihatan lebih mudah dijalani? Itulah karya Roh Kudus.

Kita bisa mengilustrasikan kebenaran itu dengan ribuan orang disini tapi saya memilih menutupnya dengan seorang Kristen terkenal beberapa tahun lalu. Kita semua, kita mengetahuinya atau tidak, pernah menyanyikan hymn dari John Newton. Salah satu hymn favorit kita yang ditulis oleh dia adalah, "Amazing grace! How sweet the sound – that saved a wretch like me!" Itu merupakan cerita John Newton sendiri. Dia dibesarkan oleh ibu yang takut akan Tuhan, yang berdoa untuk dia sepanjang hidupnya. Setelah dewasa dia bergabung dengan perdagangan budak, menjual budak dari Africa ke Inggris. Dia jatuh kedalam kehidupan yang liar, berkelahi dan mabuk. Akhirnya dia bertobat, seperti yang diakuinya sebagai, "budaknya budak,"akhirnya melayani beberapa budak yang melarikan diri dari pantai Afrika, jijik, sengsara dan hidup sangat sulit. Kemudian dia menemukan perjalanan kapal kembali ke Inggris. Ditengah badai Atlantik waktu dia takut mati, dia bertobat; dia ingat doa ibunya, dan datang pada Kristus. Salah satu hymn-nya yang terkenal merupakan kesaksian dirinya:

In evil long I took delight, unawed by shame or fear,
Until a new object met my sight, and stopped my wild career.
I saw One hanging on a tree in agony and blood,
Who fixed his languid eyes on me as near his cross
I stood.
Sure, never till my latest breath shall I forget that look.
It seemed to charge me with his death, though not a word he spoke.
A second look he gave, which said, "I freely all forgive;
My blood was for thy ransom paid, I died that thou mayest live."

Dan dia hidup! Dia menjadi salah satu orang Kristen terbesar di Inggris, penulis dari banyak hymn yang bertujuan menunjukan sukacita, kebahagiaan hidupnya setelah menemukan Yesus Kristus.

Saya harap bagian Alkitab ini menolong kita mengerti apa yang sering kali kita pahami sebagai pembatasan hidup yang Tuhan berikan tidak dibuat untuk menyengsarakan kita. Kebahagiaan merupakan tujuan Tuhan bagi kita. Pembatasan ini dibuat menjaga hal itu agar kita bisa menemukannya pada saat dan cara yang tepat dan kemudian hidup akan menjadi penuh dan bahagia.

Disini Penyelidik dengan jelas menyatakan bahwa apa yang ditekankan melalui seluruh kitab Pengkhotbah adalah : Pria atau wanita yang menemukan Tuhan yang hiduplah yang menemukan jawaban teka-teki hidup ini.

Doa:

Bapa, betapa kami bersyukur akan kejelasan FirmanMu, karena itu menjelaskan dan memperingatkan kami akan jalur yang salah yang sering kami tergoda untuk menjalaninya, tapi firmanMu menawarkan jalan keluar, jalan kepada hidup yang pasti memuaskan. Walaupun itu membawa sakit dan kesulitan, tapi itu datang dari Bapa yang pengasih. Kuatkan supaya kita dengan serius menjalankan dan menemukan FirmanMu dipenuhi dalam hidup pengalaman kami. Kami minta dalam nama Yesus Tuhan kami, yang mengasihi kami dan yang telah memberikan Dirinya bagi kami supaya kami bisa menemukan hidup dalam namaNya, Amin.