LALU, BAGAIMANA SEHARUSNYA KITA HIDUP ?

Kita hampir sampai pada akhir dari Kitab Pengkhotbah. Penyelidik yang melihat semua filosofi manusia dan menunjukan hal-hal yang tidak berarti dalam hidup. Saat ini kita sampai pada pasa 10, dimulai dengan ayat 16.

Perhatikan judul yang saya berikan, “sekarang, bagaimana kita seharusnya hidup?” Sebagian dari anda mungkin mengetahui bahwa judul ini ada kesamaan dengan judul buku Dr. Francis Schaeffer. Pertanyaan yang diberikan olehnya adalah “Bagaimana kita kemudian seharusnya hidup?” saya selalu merasa tidak nyaman dengan penempatan kata “kemudian” yang diletakan dijudul itu. Itu membuat saya seperti tamu dirumah seseorang dan memperhatikan gambar yang miring didinding. Sewaktu tuan rumah meninggalkan ruangan saya berdiri, membetulkan gambar itu dan mendesah lega. Jadi maafkan kekurangajaran saya dalam memperbaiki pertanyaan, “Kemudian, bagaimana, kita harus hidup?”

Itu merupakan pertanyaan yang baik untuk kemukakan pada saat ini, dan juga pertanyaan yang baik untuk diajukan pada hari Natal. Dalam pandangan pengertian baru yang kita temukan dalam buku ini; dari pangangan persyaratan yang Tuhan buat untuk secara langsung menyediakan berkat kebahagiaan, “Kemudian, bagaimana seharusnya kita hidup?” Itulah pertanyaan yang diambil penyelidik mendekati akhir dari kitab ini.

Dalam bagian Alkitab yang akan kita bahas sekarang, jawabannya ada 3. Dia berkata, pertama, kita harus hidup saling membantu yaitu tanggung jawab bekerja dengan yang lain, terutama berkaitan dengan pemerintah. Kemudian kedua, supaya kita hidup murah hati, peka terhadap kebutuhan mereka yang disekeliling kita. Dan ketiga, hidup bijak – sehari-hari taat pada kebenaran yang diajarkan dalam kitab ini, dan dalam seluruh Alkitab. Jadi hidup saling mendukung, murah hati dan bijaksana! Saya memberikan itu semua pada awalnya agar anda sadar dan berpikir dimana kita sekarang!

Mari kita bahas yang pertama, dimulai dengan ayat 16 pasal 10. Ini berkaitan dengan pemerintahan. Wajar sekali Raja Salomo menaruh perhatian terhadap pemerintahan. Dia adalah kepala pemerintahan pada masanya. Kita mengetahui bahwa hubungan orang percaya, orang bijak, dengan Firman Tuhan didalamnya terdapat hubungan dengan pemerintah. Jelas bahwa pemerintah bagian dari rencana Tuhan dalam hidup.

Raja Salomo mengakuinya dalam bagian ini, kalau semua pemerintah tidak baik:

Wahai engkau tanah, kalau rajamu seorang kanak-kanak, dan pemimpin-pemimpinmu pagi-pagi sudah makan!
Berbahagialah engkau tanah, kalau rajamu seorang yang berasal dari kaum pemuka, dan pemimpin-pemimpinmu makan pada waktunya dalam keperkasaan dan bukan dalam kemabukan!
{Pengk 10:16-17 RSV}

Sebagian pemerintah (sebagian "pengatur" adalah kata yang akan kita gunakan), sangat sulit untuk ditaati. Mereka dipimpin oleh orang-orang yang tidak kompeten, menuruti keinginan hati, berpikiran pendek, atau naïf, sombong, gelisah, atau bahkan tidak bisa dipercaya dan lemah dalam kehidupan pribadi mereka. Sekarang kita sadar akan implikasi dan kenyataan dari Watergate, kita bisa melihat bertapa besar kekacauan dan masalah ketidaknyamanan yang kita alami dimasa itu, dari karakter yang tidak bisa dipercaya, yang sebenarnya adalah Presiden pada saat itu. Minggu ini Mr. Jaworski, penyelidik Watergate, meninggal, dan media melaporkan karirnya. Saya terkejut dengan apa yang dia katakan. Sewaktu dia menyelidiki intrik dari kasus Watergate, hal yang mengejutkan dia adalah mendengar sebuah kaset instruksi President Nixon kepada seseorang bagaimana berbohong dengan baik. Hal itu mengejutkan Mr. Jaworski sebagai kenyataan kelemahan kepala Negara pada saat itu. Hal itulah yang dinyatakan Alkitab dengan baik. Sebagian pemerintah lemah; mereka tidak memiliki kepemimpinan yang kita ingin lihat.

Dengan kepemimpinan seperti itu seringkali ada pejabat yang mementingkan diri sendiri, Ini dinyatakan dalam kalimat, “pemimpin-pemimpinmu pagi-pagi sudah makan.” Dalam kultur Ibrani pagi digunakan memenuhi kebutuhan dan masalah orang; sore dan malam untuk pesta. Tapi disini ada orang yang bersenang – senang sepanjang hari, meninggalkan tugas mereka. Sebagian pemimpin seperti itu, bahkan dalam Negara demokratis seperti Amerika.

Tapi kita juga mendapat pemerintah yang baik. Qoheleth memberitahu kita, “berbahagialah kamu ketika rajamu adalah anak dari orang bebas.” Secara literal, kata, “anak dari orang bebas,” mungkin salah terjemah, “rajamu adalah orang bebas.” Maksudnya dia bebas melakukan apa yang dia mau. Dia mengatur diri sendiri; dia bukan budak keinginan atau nafsunya. Bawahannya juga mencerminkan hal itu. Mereka adalah orang bertanggung jawab yang melaksanakan tugas mereka dan bersenang-senang pada saat yang pantas, dan mendapat kekuatan bukan dengan mabuk-mabukan.

Maksud dari semuanya ini ada dalam 2 ayat berikut, yang berkata bahwa mereka yang ingin bijak dari Tuhan tahu bagaimana berurusan dengan pemerintah apakah mereka baik atau buruk. Apa yang harus kita lakukan ? Ini ada beberapa petunjuk yang bisa membimbing kita:

Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah.
{Pengk 10:18 RSV}

Apakah rumah anda bocor? Jika ia, anda tahu alasannya! Saya memiliki kebocoran digenteng 2 setengah tahun lalu sebelum seseorang berhasil memperbaikinya, jadi saya mengerti kalau ayat itu benar. Disini penyelidik membandingkan bangsa dengan rumah. Dalam konteks, aplikasi disini bahwa orang yang bekerja diindustri, kerja keras dan keuntungan, dasar kemantapannya ada pada pemerintah, tidak peduli pemimpinnya seperti apa. Tanpa landasan kerja keras dan kemauan untuk bekerja atap pasti hancur; rumahnya bocor. Kemudian bangsa menjadi gelisah, dan menjadi subjek penyerangan.

Petunjuk kedua melanjutkan pemikiran yang sama:

Untuk tertawa orang menghidangkan makanan;
anggur meriangkan hidup dan uang memungkinkan semuanya itu.
(Pengk 10:19 RSV}

Bukankah itu terdengar modern ? yang dikatakan adalah bahkan sukacita hidup yang baik, normal dan pantas – roti yang memampukan kita untuk bersenang-senang bersama dan anggur yang menyukakan hidup – bisa didapat dengan uang: "Uang menjawab semuanya." Maksudnya adalah uang menyediakan semua yang dibutuhkan; dan uang datang dari kerja keras dan menguntungkan.

Cara untuk menikmati kesenangan hidup sama seperti cara bangsa memelihara kekuatan dan kesehatan manusianya untuk mau bekerja, tidak selalu diberikan uang. Hal tentang nilai pekerjaan ada pada seluruh Alkitab. Ini menyangkut kemakmuran Negara, dan meningkatnya standar hidup masa kini. Itu menyatakan apa yang membuat sebuah Negara kaya, disamping kelemahan pemimpinnya, adalah warga Negara yang bersedia bekerja keras dan menyerahkan diri sepenuhnya pada pekerjaan mereka. Itulah cara mendukung pemerintah.

Dia menutup bagian ini dengan peringatan tentang keluhan terhadap pemerintah.

Ayat 20:

Dalam pikiranpun janganlah engkau mengutuki raja, dan dalam kamar tidur janganlah engkau mengutuki orang kaya, karena burung di udara mungkin akan menyampaikan ucapanmu, dan segala yang bersayap dapat menyampaikan apa yang kauucapkan.
{Pengk 10:20 RSV}

Saya yakin hal itu merupakan asal mula perkataan, “seekor burung kecil yang mengatakannya padaku.” Ini mungkin tulisan pertama tentang disadapnya rumah oleh pemerintah! Ini sangat jelas merefleksikan kata bijak sekarang, “bahkan dindingpun punya telinga.”

Jangan mengadu tentang pemerintah bahkan dalam kamar tidurmu atau dalam pikiran terdalammu. Ini tidak berarti bahwa jika anda melancarkan pengaduan anda raja akan tahu dan marah kemudian anda akan dihukum. Tapi maksudnya adalah keluhan terus menerus dari anda tentang pemerintah menciptakan kondisi yang menyebarkan ketidakpuasan dan kemudian ketidakpercayaan terhadap pemerintah. Kita mungkin melihat hal seperti itu sekarang. Kita hidup dalam generasi seperti itu, sedikit atau banyak, tidak percaya pada kekuasaan dan hak pemerintah. Ini mungkin disebabkan karena pemuda sekarang mendengar orang tua mengeluh terlalu banyak tentang pemerintah sehingga mereka belajar untuk tidak percaya, dan merasa itu baik dan bereaksi melawan pemerintah.

Saya membaca artikel yang memperkirakan sejak sekarang tidak ada Presiden Amerika yang mampu dua kali menjabat. Alasan yang diberikan karena media sangat terfokus pada Presiden dan warga sehingga setiap hal yang dilakukan dan setiap ucapan yang dikeluarkan, tidak ada Presiden yang mampu menjawab publisitas seperti itu; tidak mungkin memilih dia kembali untuk kedua kali karena tidak ada yang mempercayai dia lagi. Ini komentar dari masa kita terhadap terlalu banyaknya penilaian kehidupan seseorang, terutama terlalu banyak kritik terhadap apa yang mereka lakukan. Saya tertarik mendengar salah satu anggota kami dalam seminar minggu lalu bahwa cara Amerika memilih seorang untuk suatu jabatan, memberikan dia 6 bulan untuk merubah semuanya, dan jika dia tidak bisa melakukannya, dihabiskan 3 sampai setengah tahun keluhan untuk itu. Itu mungkin mendekati kebenaran. Ada elemen merusak dalam keluhan dan mencengkram setiap waktu tentang apa yang dilakukan pemerintah.

Saya dihiburkan minggu lalu bahwa beberapa staff kami menulis surat pada Gubernur Dianne Feinstein di San Francisco mengomentari tentang dia menolak rancangan yang memberikan kesetaraan hidup bagi pasangan yang belum menikah untuk hidup serumah seperti sudah menikah. Itu pasti sangat merusak lingkungan social. Melawan pendapat umum waktu itu, Gubernur Feinstein memberanikan diri menolak rancangan itu. Saya dihibur dengan kenyataan bahwa beberapa staf kami menulis dan mendukung dia. Betapa bedanya kualitas pemerintahan jika kita menunjukan dukungan kita bagi mereka yang ada dalam posisi jabatan. Pernyataan Qoheleth adalah jika anda ingin jadi bijak, dan melihat semua yang disediakan Tuhan dalam hidup seperti yang dinyatakan dalam kitab ini, maka hiduplah saling mendukung dengan pemerintah.

Nasihat kedua ditemukan dalam pasal 11, ayat 1-6. Disini dia bicara tentang murah hati:

Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.
Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi.
{Pengk 11:1-2 RSV}

Pemikiran yang dikemukakan disini adalah kemurahan hati. Berilah dengan bebas, bijak, tapi sesuai kebutuhan yang diberi. Kalimat ini, “lemparkan rotimu keair,” adalah kata bijak Israel untuk suatu yang sepertinya pengeluaran yang tidak berguna. Tidak ada mengambil roti yang baik kemudian membuangnya kesungai; dia akan menganggapnya sebagai suatu yang percuma. Tapi disini kita disarankan melakukan itu. Ini tidak mendorong kita melakukan pemborosan, secara sembrono dan tidak hati-hati memberikan uang kita, menghabiskannya seperti pelaut mabuk. Maksudnya disini adalah mau mengambil kesempatan dimana kebutuhan nyata ada.

Ini merupakan bagian yang tepat. Waktu anda melihat orang yang kekurangan, walaupun anda tidak tahu apa yang akan mereka perbuat dengan uang anda – bahkan terlihat kalau mereka akan menggunakannya dengan tidak bijak – tetap murah hati; itulah maksudnya. “Lemparkan roti anda keair,” karena dalam hikmat dan maksud Tuhan itu mungkin kembali kepada anda suatu hari nanti ketika anda sedang membutuhkan pertolongan. Saya menghubungkan beberapa cerita orang yang menolong orang yang tidak mereka kenal, walaupun mereka tidak tahu apakah pertolongan mereka akan digunakan secara tepat; kemudian beberapa waktu kemudian mereka menemukan diri mereka ada dalam masalah serius, bahwa orang itu atau tindakan itu muncul untuk menolong mereka saat dibutuhkan. Inilah yang Qoheleth ingin kita lakukan.

Juga seluas mungkin: “Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi.” Ini tidak membatasi kita berapa banyak kita harus menolong. Ini adalah idiom Ibrani, yaitu " Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang," adalah cara untuk mengungkapkan “berikalah sebanyak yang engkau bisa” Murah hatilah. Jangan berhenti dengan beberapa kebutuhan disekitar anda; jangan katakan,”saya sudah memberi dikantor,” ketika seorang meminta pertolongan dirumah anda. Anda tidak bisa tahu kejahatan apa yang bisa dihindari dengan pemberian anda; itulah implikasi dari ayat ini.

Pemberian adalah cara memenuhi kebutuhan, tapi seringkali kebutuhan tidak sepenuhnya diungkapkan. Seringkali kita harus sensitive akan kebutuhan seseorang, dan kenyataan bahwa dalam kesombongan mereka menyimpan kebutuhan. Tapi jika kita murah hati dalam memberi kita sering memenuhi kebutuhan yang kita tidak tahu sama sekali; Jika kita menyebarkannya dengan bijaksana kita bisa terus menerus memenuhi kebutuhan yang tersebat dengan cara itu.

Ada 4 alasan melakukan kemurahan ini. Hal ini secara khusus sangat tepat untuk kita. Penyelidik sekali lagi mengutip beberapa amsal. (Sangat jelas kalau Raja Salomo menulis kitab Amsal karena dia menyukainya juga.) Disini ada 2 alasan, dalam ayat 3:

Bila awan-awan sarat mengandung hujan, maka hujan itu dicurahkannya ke atas bumi;
[tidak ada orang yang bisa menolak itu di
California] dan bila pohon tumbang ke selatan atau ke utara, di tempat pohon itu jatuh, di situ ia tinggal terletak.
{Pengk 11:3 RSV}

Kita setuju dengan hal itu, tapi apa artinya? Kita harus mengerti ini dalam konteks keseluruhan. Alasan pertama adalah kita harus murah hati karena itu aliran alami kehidupan yang penuh; seperti awan dipenuhi hujan dan mengosongkannya berkali-kali diatas bumi.

Minggu lalu saya terpesona menyaksikan laporan cuaca tentang Badai Iwa, yang menghantam pulau Hawai dan membuang jutaan gallon air. Kemudian dia berpindah disebelah Pacific dan menghantam pantai utara, membuang jutaan air pada kita. Dia bergerak ke Sierras, kemudian ke Rockies dan menyebrang ke Plain States sehingga menyebabkan banjir yang terjadi sekarang ini di Missouri, Arkansas and lembah Mississippi. Kemudian dia menyebrang dan menumpahkan air sekali lagi dipantai utara dan terakhir diAtlantik. Seperti awan yang dipenuhi air, kehidupan yang penuh dan diberkati oleh anugrah Tuhan harus ditumpahkan kepada yang lain. Ingat kata Yesus, Dengan bebas menerima, dengan bebas memberi," {cf, Matt 10:8}. Tuhan telah memberkati negara kita dengan berlimpah. Selain resesi yang terjadi sekarang ini kita tetap Negara terkaya dibumi, yang paling miskin diantara kita lebih baik daripada yang kaya dibanyak Negara lain didunia. Tuhan dengan limpahnya sudah memberkati kita. Kita harus memberi karena itu adalah aliran alami kehidupan yang telah dipenuhi oleh berkat Tuhan, tidak hanya secara fisik, tapi rohani dan juga emosi.

Perumpamaan kedua tentang pohon tumbang ke utara atau selatan lebih sulit, tapi waktu lalu saya melihat moto didapur seseorang yang menangkap dengan tepat apa yang diungkapkan idiom ini: ini sebuah slogan, “mekar dimana engkau tanam.” Maksudnya, Tuhan yang mengatur jatuhnya pohon dihutan; apakah jatuh keselatan atau keutara ada dalam pemeliharaan Ilahi, tapi dimana jatuhnya, disitulah seharusnya. Ini cara Salomo mengatakannya pada kita, “dimana Tuhan meletakan anda, dalam keadaan anda sebenarnya, disitulah anda memberi. Penuhi kebutuhan disekitar anda. Berikan kebutuhan mereka yang berhubungan dengan anda.” Hal itu tidak selalu berarti wilayah. Anda mungkin berhubungan dengan seseorang yang berada setengah belahan bumi dari anda yang anda tahu kebutuhannya, tapi Tuhan membuat anda tahun sehingga anda bisa memenuhi kebutuhannya.

Ada alasan lain diberikan dalam ayat Ayat 4:

Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur;
dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai.
{Pengk 11:4 RSV}

Maksudnya, jangan menunggu waktu yang suatu waktu yang sempurna dalam memberi. Jangan tunggu sampai anda pasti angka dalam bank baru anda memberi. Ini pesan yang baik untuk anak muda. Anda seringkali berpikir bahwa karena pendapatan anda terbatas anda tidak harus memberi, tapi jika anda menunggu sampai anda mendapat cukup unang untuk hidup baru memberi anda tidak akan pernah memberi. Berikan sewaktu kebutuhan ada, sewaktu kesempatan ada, sebatas kemampuan anda; itulah arti pernyataannya disini.

Akhirnya, alasan keempat, yang sangat mendalam, muncul dalam ayat 5-6:

Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan
Allah yang melakukan segala sesuatu.
Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.
{Pengk 11:5-6 RSV}

Perhatikan ada 2 kali kata, “tidak mengetahui” dalam bahasa inggris. Sekali lagi, maksud hal ini adalah apa yang sudah sering kali kita lihat dalam kitab ini tentang misteri hidup. Ada banyak yang tidak kita ketahui. Salah satunya yang belum dimengerti orang walaupun dalam dunia ilmu yang berkembang sekarang, adalah, Bagaimana engkau mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung . ” Bagaimana kepribadian manusia, keunikan kemanusiaan kita, yang membedakan kita dari binatang, diberikan pada yang belum lahir? Tidak ada yang tahu, tapi itu nyata; seorang bayi adalah manusia. Ini salah satu ayat yang dengan jelas mendukung gerakan anti aborsi saat ini, karena dengan jelas menyatakan bahwa janin adalah manusia.

Ayat ini menunjukan kekurangm mengertian kita tentang kuasa Tuhan. Kita tidak tahu bagaimana Dia menghasilkan hidup. Kita tidak tahu bagaimana Dia menggunakan berkat, tapi itu dilakuakn – dan dia menggunakannya dengan cara yang luar biasa. Ingat cerita Yesus memperhatikan orang yang memberikan uangnya dibait. Seorang wanita memberikan 2 keping, koin terkecil dalam budaya Ibrani tapi Dia berkata, “wanita ini memberikan lebih banyak dari semuanya,” {cf, Luke 21:3}. Banyak yang bingung dengan kata-kata itu. Dua keeping sangat kecil dibanding kekayaan yang diletakan dalam bait saat itu.

Apa maksud Yesus? Apa yang dikatakan benar. Cerita yang keluar dari mulut Yesus telah diulangi diseluruh dunia, disetiap budaya dan bangsa. Selama 2000 tahun itu diulangi terus menerus. Hal itu lebih banyak memotivasi orang untuk memberi dari cerita lainnya yang pernah ada. Dengan demikian benar bahwa dalam hikmat dan kuasa Tuhan pemberian yang kecil bisa berkembang sehingga melebihi semua pemberian orang lain, tidak peduli sekaya apa, dalam sejarah kekristenan. Itulah kuasa Tuhan menggunakan pemberian kita. Kita tidak tahu apa yang diperbuat dengan uang dan pertolongan yang kita berikan. Kita juga tidak mengetahui waktu Tuhan. Anda tidak bisa mengatakan bahwa pemberian yang diberikan pada saat kelimpahan lebih besar dari yang diberikan diwaktu yang lain, akan digunakan lebih besar oleh Tuhan dari pada pemberian kecil yang anda berikan. Anda tidak bisa mengatakan apakah 50 sen atau dolar yang diberikan waktu anda di sekolah menengah atau universitas bisa digunakan Tuhan untuk menghasilkan keuntungan besar dalam hidup orang lain, atau sesuatu yang diberikan pada masa tua tidak bisa menghasilkan hal yang sama. Kita tidak tahu kuasa Tuhan atau waktu Tuhan. Tapi kita didorong untuk memberi, karena “Tuhan mengasihi pemberian dengan sukacita,” {2 Cor 9:7b RSV}. Dia mengubah dan memberkati hidup, Dia mengubah sejarah dunia melalui pemberian orang Kristen. Jadi hiduplah murah hati, kata Qoheleth .

Kemudian, bagaimana seharusnya kita hidup? Hidup dengan mendukung kuasa pemerintahan; hidup murah hati dalam memenuhi kebutuhan orang disekitar kita. Ketiga, hiduplah dengan bijaksana. Ayat 7:

erang itu menyenangkan dan melihat matahari itu baik bagi mata;
oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya.
Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.
{Pengk 11:7-8 RSV}

Terang dan matahari adalah symbol hidup dalam kasih Tuhan. Seperti kita ingin melihat keluar dan ketika kita melihat matahari bersinar menembus awan, hari yang muram, kita bisa bersukacita akan kasih Tuhan, rasa diterima, sukacita akan kehadiranNya, rasa kita disetujui oleh Dia, anugrah dibenarkan melalui iman. Inilah yang membuat hidup indah, bisa dinikmati, dan dibuat untuk dinikmati, itulah yang membuat hidup layak dihidupi

Diseluruh kitab ini kita telah melihat kalau kebahagiaan tidak datang dari benda. “Akan banyak hari-hari gelap,” kata Qoheleth . Sangat sulit menentukan apakah hal ini berkaitan dengan waktu penghakiman dan masalah hidup, atau (menurut pendapat saya) menunjuk pada akhir dari kehidupan kita dibumi. (yaitu apa yang terjadi pada kita dalam pasal berikut). Hidup diberikan pada kita untuk dinikmati, tapi rahasianya, yang sudah kita lihat berulang kali bukan harta (Yesus menekankan hal itu: “Manusia hidup bukan dari seberapa besar yang dimiliki” {cf, Luke 12:15}), tapi dari hubungan dengan Tuhan yang hidup. Mari kita bersukacita karena hal itu.

Dia meneruskannya pada 2 ayat terkhir yang ditujukan khususnya pada pemuda:

Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, [ekspresi dalam
Ibrani termasuk wanita] biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini
Allah akan membawa engkau ke pengadilan!
Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, [secara literal, lebih kepada “kejahatan dalam dagingmu”
daripada “sakit dalam tubuhmu”] karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan;
{Pengk 11:9-10 RSV}

Itu tidak berarti bahwa Tuhan menawarkan hidup disatu tangan dan mengambil dengan tangan satunya lagi. Merupakan penghiburan besar bagi kita bahwa Tuhan memberikan kita berkat masa muda, dengan kekuatannya, optimismenya, harapannya, dan kesempatannya.

Saya selalu kagum pada energi anak muda. Kita mempunyai 3 cucu bersama kami sekarang. Ketika saya datang, capek dan letih, walaupun mereka bergerak sepanjang hari mereka tetap ingin bergulat dengan saya dilantai ruang tamu. Kadang kala saya berdesah lega ketika mereka akhirnya menyerah dan pergi tidur. Sebagian dari kita yang lebih tua suka mengutip George Bernard Shaw, yang berkata, “masa muda merupakan hal indah yang sangat disayangkan dibuang pada orang muda” Maksudnya adalah Tuhan memberikan berkat masa muda untuk dinikmati, digunakan, kekuatannya, kebahagiaannnya, optimismenya. Orang muda kebanyakan, selalu percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja, jadi mereka dengan bersemangat mengejar banyak hal. Ayat ini mendukung hal itu.

Masa muda adalah waktu berencana, mencoba hal baru, menyelidiki kesempatan baru, pengalaman baru. Pada usia 20 an saya mendapat kesempatan, bersama dengan pecahnya PD II, pergi kepulau Hawai dan bekerja diindustri disana. Bagi saya itu suatu kesempatan yang besar dan menggoda untuk bisa melihat tempat baru. Saya selalu bersyukur bahwa saya melakukannya diusia 20an, disaat saya bisa sepenuhnya menikmati. Saya percaya hal itulah yang dikatakan ayat ini kepada kita untuk dilakukan. Masa muda adalah waktu mengambil kesempatan dan mengikuti keinginan kita.

Tapi – bukankah selalu ada tetapi ? ingat bahwa diatas semuanya itu akan diperhitungkan. Hal ini parallel dengan perkataan Paulus dalam II Kor, "kita semua[semua orang percaya] akan dibawa kursi pengadilan Tuhan sehingga kita bisa menerima hal dalam tubuh, apakah itu baik atau buruk” {cf, 2 Cor 5:10}. Kitab ini akan ditutup dengan peringatan itu lagi. Lihatlah ayat terakhir:

Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.
{Pengk 12:14 RSV}

Ini bukan ancaman. Ini hanya sekedar petunjuk, pengingat bagi anak muda bahwa walaupun ada pintu kesempatan yang besar terbuka dihadapan anda yang mungkin tidak anda dapatkan dikehidupan anda kemudian, namun begitu masuklah dengan kesadaran bahwa anda harus membuat pilihan yang bijak. Anda harus menolak dosa; anda harus membuat pilihan dengan kesadaran hal itu akan menjadi penilaian hidup anda.

Lanjutnya dalam Ayat 10, menerangkan secara rinci apa maksudnya. Inilah apa yang harus dilakuakan orang muda. Pertama, “singkirkan kekesalan dari pikiranmu.” Kekesalan adalah kata yang menggabungkan kemarahan dan kebencian. Ini salah satu masalah besar masa muda. Pemuda cenderung untuk marah dan kesal ketika hal tidak berjalan seperti yang diinginkan. Tuhan memperingatkan mereka untuk tidak terjebak dalam hal itu. Itulah yang membuat pemuda memberontak; itulah yang membuat mereka terlibat dalam situasi yang berbahaya dan pengalaman menyakitkan. Jadi, “singkirkan kekesalan dalam pikiranmu.” Jangan biarkan itu menggerogoti rohmu dan kemudian membuatmu menjadi seorang pemarah, wanita muda yang mudah tersinggung, tidak menyukai apa yang telah Tuhan berikan padamu atau dimana engkau diletakan.

Kedua, “buang kejahatan dari dagingmu.” Hentikan tindakan yang buruk dan membahayakan. Buang obat-obatan, penyalahgunaan sex, hal merusak lain, merokok, minum-minum; itulah maksudnya. Itulah artinya hidup bijaksana.

Ingat juga bahwa “masa muda dan tua adalah kesia-siaan” Bahkan pengalaman masa muda yang menakjubkan bukan alasan kenapa hidup diberikan. Disini kita sekali lagi melihat suatu tantangan dari ilusi sekuler yang menyerang kita setiap waktu. Di media kita diberitahu kalau masa muda adalah masa untuk yang diinginkan. Masa muda diberikan untuk berusaha menandingi sesuatu. Kita terbuka terhadap banyak undangan untuk menemukan rahasia menemukan masa muda kita: “belilah salep baru ini, parfum , atau alat untuk dipakai untuk memelihara kemudaan kita.” Tapi masa muda menurut Alkitab, adalah kekosongan. Itu bukan gairah yang memuaskan, tapi hubungan dengan Tuhanlah ditemukan kepuasan, makna dan arti sewaktu anda membangun hubungan dengan Tuhan yang hidup dalam hidup anda. Itulah alasan Qoheleth katakana untuk menutup pasal ini, "Ingatlah penciptamu dimasa mudamu," {Pengk 12:1a RSV}.

Kemudian, bagaimana seharusnya kita hidup? Hidup saling mendukung berkaitan dengan pemerintah, hidup murah hati berkaitan dengan kebutuhan sekeliling anda; dan hidup bijaksana sewaktu anda membuat pilihan dan keputusan hidup.