HIDUP YANG BERUBAH

Surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika ditulis untuk gereja muda yang ada didunia yang sangat berbahaya. Selama 20 tahun penulisannya, seluruh daerah timur masa lalu tergoncang oleh peperangan dan pemberontakan. Pada tahun 70 A.D., tentara jendral Titus mengepung kota Yerusalem. Setelah pengepungan yang berdarah, kota direbut, bait dihancurkan, dan orang Yahudi ditawan. Gerakan yang memuncak pada peristiwa ini telah dimulai pada saat surat ini ditulis. Maka dari itu jelas bahwa orang Kristen di Tesalonika sedang menghadapi masa yang sangat mencekam.

Kita dalam abad 20 ini juga berada dalam masa yang berbahaya. Pada waktu lalu, Dr. E. M. Blaiklock, seorang Profesor di University of Auckland di New Zealand, mengunjungi persekutuan kami dan mengatakan suatu hal yang tidak bisa saya lupakan. Sarjana Alkitab yang terkenal ini berkata: “dari semua abad, abad 20 paling mirip abad pertama.” Kita bisa merasa seperti gereja muda di Tesalonika sekarang ini.

Kita semua merasakan kalau krisis dunia makin mendekat. Pasar modal yang bingung; perasaan sinis yang meningkat dan ketidakpercayaan terhadap proses politik; ketergantungan pada obat-obatan dan alcohol, yang menghasilkan berkurangnya fisik dan mental manusia dalam hidup; ilmuwan bermain dengan genetika dan mengembangkan bisnis seperti itu; semua meramalkan suatu krisis menakutkan didepan kita. AIDS menambah ancaman, menyebarkan wabah diberbagai Negara, dan tentu saja ancaman perang nuklir, dan karena itu sangat jelas kalau sesuatu yang mengerikan akan terjadi. Kita hidup dalam dunia yang krisis.

Pada tahun 1980, pemimpin seluruh Negara barat bertemu dalam Konferensi Global Pertama tentang Masa Depan, diadakan di Ontario Kanada. Saya mengutip perkataan dari pemimpin konferensi: “berita buruknya adalah akhir dari dunia akan datang. Berita baiknya adalah itu belum sampai. Tapi decade 80 an akan menjadi waktu yang terpenting dalam sejarah manusia. Jika kita membuat keputusan yang tepat, kemungkinan kita akan melewati decade ini sangat kecil. Bahaya peperangan dan hancurnya peradaban barat merupakan kemungkinan yang nyata.”

Bahkan pada awal 1972, suatu kelompok pemimpin dan pemikir industri internasional yang disebut klub roma, mengusulkan 6 proposal yang harus dilakukan umat manusia jika kita mau selamat dalam planet ini. Saya hanya membagikan yang pertama, proposal yang sangat penting bagi anda:

"Selamatnya planet ini membutuhkan bentuk pemikiran yang baru yang akan membawa kepada perubahan perilaku manusia yang fundamental, dan berdampak pada seluruh pabrik lingkungan sekarang."

Hal diatas hanya mengatakan bahwa jika kita tidak bisa menemukan cara bagaimana mengubah manusia, tidak ada harapan menyelamatkan dunia dari kehancuran fatal. Dalam dunia abadi dari Pogo, “Kita telah bertemu musuh, dan dia adalah kita.” Tidak ada jalan keluar yang bisa ditemukan lingkungan untuk secara fundamental merubah keadaan manusia.

Disinilah keagungan Injil karena Injil mengubah manusia. Surat Paulus kepada gereja muda di Tesalonika ditulis karena orang disana telah menemukan cara mengubah diri mereka dalam injil Yesus. Fokus dan tujuan hidup mereka secara drastic berubah dan diperbaharui. Inilah yang dinyatakan dengan jelas dalam kitab ini.

Paulus sendiri yang membangun gereja Tesalonika ini (seperti yang disebut sekarang). Sekarang pusat kesibukan Yunani selatan, dan merupakan sedikit dari kota PB yang tetap berkembang. Pintu masuk yang dilewati rasul untuk kekota itu tetap berdiri. Itu terbentang sepanjang jalan Egnatian, jalan Roma dari Adriatic sampai Bosphorus. Setelah Paulus dan rekannya diperlakukan secara memalukan di Filipi, mereka melakukan perjalanan 50 mil kebarat ke Tesalonika. Paulus ada disana setidaknya 3 minggu dan mungkin lebih lama, tapi dia mampu melayani di Synagoge selama 3 hari sabat.

Orang Yahudi di kota itu menjadi sangat marah karena pengajaran mereka tentang Yesus sehingga mereka menciptakan kerusuhan dan menculik tuan rumah Paulus, menuduhnya bertanggung jawab atas tindakan rasul. Paulus meninggalkan kota, berjalan ke selatan ke Berea dan disana mulai mengajar kembali. Orang Yahudi dari Tesalonika mengikuti dia, menciptakan kerusuhan kembali di Berea. Akhirnya, Paulus pergi sendiri ke Atena. Dia disana hanya sebentar, dan pergi keKorintus. Pada saat dikota itu, sekitar tahun 50 atau 51 A.D., dia menulis surat ini kepada orang yang baru percaya di Tesalonika, hanya beberapa minggu percaya Kristus.

Inilah perkenalan dengan mereka:

Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang
Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam
Tuhan Yesus Kristus.
Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.
Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.
Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada
Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan
Bapa kita.
{1 Th 1:1-3 RSV}

Perhatikan kalau Paulu memberikan 2 salam kepada gereja, satu secara wilayah, yang lain secara rohani. Mereka tinggal di Tesalonika tapi mereka juga ada “dalam Allah Bapa dan dalam Tuhan Yesus Kristus.” Salam kedua merupakan yang terpenting dari keduanya. Jika kita datang kepada Kristus, kita harus melihat diri kita merupakan ciptaan baru “dalam Tuhan Yesus Kristus,” dan “dalam Allah Bapa.” Rasul Paulus akan menekankan kebenaran ini di seluruh surat ini.

Paulus terus-menerus bersukur dalam doa bagi orang percaya ini karena 3 hal:

1.
Iman mereka, 2.
Kasih mereka, dan 3.
Pengharapan mereka.

Dalam PL, hal diatas selalu disebut sebagai karakteristik dasar dari mereka yang sudah lahir baru. Anda akan melihat hal itu dipenutup pasal 13 I Korintus, Paulus berkata, “dan sekarang tinggal iman, pengharapan, dan yang terbesar dari ketiganya adalah kasih,” {cf, 1 Cor 13:13}. Menurut rasul Paulus ketiga hal ini tidak pernah berakhir.

Seperti yang kita lihat disini secara khusus, tidak hanya ada iman, pengharapan, dan kasih saja. Iman yang bekerja, kasih yang berusaha, dan pengharapan yang tekun. Paulus mengatakan itu aga kita bisa melihat hal ini sebagai motivasi terbesar dalam kehidupan orang Kristen. Jika anda memiliki iman yang benar; jika anda memiliki kasih, yang lahir dari Roh; dan jika anda memiliki pengharapan akan kedatangan Kristus, anda akan termotivasi untuk hidup sekarang ini. Itulah maksud Paulus, yang akan kita lihat dalam keseluruhan surat ini.

Bagian pembukaan ini menunjukan gambaran singkat pemikiran rasul. Saya tidak pernah bosan membaca surat Paulus, untuk melihat bagaimana pemikirannya. Dia memiliki kemampuan luarbiasa untuk meringkas banyak hal dalam satu ayat, dan kemudian memperluasnya kembali dalam langkah-langkah yang mudah diikuti. Itulah yang kita temukan disini. Kalimat, “pekerjaan iman, usaha kasih, ketekunan pengharapan,” membentuk garis besar dari pasal 1: “pekerjaan iman” dijelaskan dalam ayat 4-5 dan ayat 9; “usaha kasih” digambarkan dalam bagian berikut diayat 5 sampai ayat 8; dan “ketekunan iman” ditemukan dalam ayat 10.

Apa maksud Paulus dengan “pekerjaan iman” ? Dia meringkasnya dalam ayat 9. Disitu dia berbicara tentang bagaimana jemaat Tesalonika “berbalik pada Tuhan dari berhala, untuk melayani Tuhan yang hidup dan benar.” Itulah pekerjaan iman. Iman tidak hanya sekedar percaya; itu sesuatu yang mengubah anda. Iman membuat anda berbalik dari yang salah kepada yang benar, dari kegelapan dan hal menyakitkan kepada hal yang benar dan sehat. Terutama iman akan membawa anda dari penyembahan berhala kepada Tuhan.

Perhatikan arah dari tindakan ini: kepada Tuhan, dari berhala. Tidak terbalik. Anda tidak meninggalkan berhala untuk alasan tertentu dan kemudian secara menyakitkan berusaha menemukan Tuhan. Apa yang terjadi adalah anda menemukan sesuatu yang indah, keagungan dan kebesaran Tuhan, melihat dan menginginkannya, anda dengan sukarela membuang hal murahan yang anda usahakan memuaskan diri anda.

Orang Amerika Modern sudah pasti merupakan Negara yang memuja berhala terbesar didunia. Kita dikelilingi oleh penyembahan berhala.

Saya pernah mendengar orang Cina yang berkunjung kesini dan ditanya sekembalinya di Cina apakah mereka menyembah berhala. “Ya, mereka melakukannya,” lapornya. “Ada 3 yaitu, pada musim dingin manusia dalam pakaian merah. Musim semi mereka menyembah seekor kelinci. Dan dalam musim gugur mereka mengorbankan seekor kalkun!" Kami tertawa mendengar itu, tapi itu bukan berhala yang sebenarnya. Sebagian besar adalah mitos dan legenda (kecuali kalkun).

Sebagian besar dari kita akan menunjuk TV sebagai berhala. Terlalu banya menghabiskan waktu melihatnya sehingga dipenuhi oleh pemikiran dan emosi yang ada didalamnya. Tapi saya tidak merasa TV adalah berhala. Itu lebih kepada altar dimana kita memberikan persembahan dan korban kepada allah diri kita. TV merangsang hawa nafsu kita untuk memenuhi kesenangan dan hiburan. Dia memikat kita untuk selalu memikirkan kesenangan, kepuasan kita, ketakutan kita akan kebosanan atau keinginan untuk dihibur oleh beberapa peristiwa didalamnya. Dia mendorong kita untuk hanya memikirkan diri kita sendiri.

Buku, The Habits of the Heart , ditulis oleh kelompok psikolog sekarang mengembangkan tesis bahwa TV menyebabkan orang Amerika melupakan cara melayani. Mungkin dalam jemaat Kristen ini tidak terlalu terlihat seperti dalam sebagian besar dunia, tapi kita menghadapinya juga dalam tubuh Kristus. Yesus berkata bahwa dia datang, “bukan untuk dilayani, tapi untuk melayani dan memberikan diriNya,” {cf, Matt 20:28, Mark 10:45}. Disitulah datang kekayaan dan kepenuhan sejati. Ketika kita ingin dilayani, untuk selalu memiliki suatu hal yang menyenangkan perasaan kita, akhirnya adalah kesendirian, kekosongan, dan akhirnya keputusasaan. Buktinya nyata dimana-mana sekarang ini.

Orang Amerika tidak hanya memuja dewa sex, Eros, tapi Baal, dewa erotik yang diasosiasikan dengan upacara kesuburan. Pemujaan Baal dimasa lalu mendorong praktek paling tak bermoral. Itulah alasan dari banyaknya praktek nyata dinegara kita sekarang. Pemujaan Baal muncul dalam meningkatnya penerimaan gaya hidup homoseksual. Pornografi merambat diseluruh hidup kita. Lebih daripada itu, orang Amerika memuja Molek, dewa yang menyebabkan orangtua menghancurkan anak-anak mereka. Itulah yang ada sekarang ini, terlihat dari kasus penyiksaan dan penganiayaan anak. Apa yang bisa membuat kita berbalik dari degradasi ini?

Paulus berkata dalam Ayats 4-5:

Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi
Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.
Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh
Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh {1
Th 1:4-5a RSV}

Itulah mengapa orang berubah, berhala dibuang, dan kehidupan baru dimulai! Itu melibatkan 2 faktor: pemilihan dan pemanggilan Tuhan.

Itu bermula dari pemilihan. “kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.” Semuanya bermula dari kasih Allah pada kita. Sebagian besar bagian dunia melihat Tuhan sebagai Tuhan yang marah pada mereka. Sebagian besar orang Amerika merasa kalau Tuhan melihat mereka sebagai mahluk pemberontak yang menolak diatur, yang tidak menghiraukan gurunya dan menahan perkataannya.

Tapi Tuhan tidak melihat kita sebagi ras terhilang seperti itu. Kebenarannya ditemukan dalam Yoh 3:16: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia memberikan Anaknya yang tunggal bagi kita," {Yoh 3:16a KJV}. Tuhan melihat kita sebagai korban, tersesat dan tertipu.

Filosofi yang menggoda telah menutup kasih kita, dan memikat dan mencengkram pikiran kita. Hampir dalam ketidakpedulian total, kita mengejar hal yang menghancurkan kita. Walaupun kita tidak bermaksud melakukannya, sebagian besar dari kita sudah menghancurkan hidup mereka. Tapi ketika kita belajar kebenaran bahwa Tuhan mengasihi kita, sehingga Dia mengaruniakan AnakNya yang tunggal bagi kita. Disaliblah kita melihat kasih Tuhan dinyatakan. Paulus menyatakannya dalam Roma: “Tuhan telah memberikan kasihNya kepada kita sewaktu kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita,” {cf, Rom 5:8}.

Didalam Alkitab kita belajar kalau Dia telah memilih kita. Bagaimana anda tahu Tuhan telah memilih anda, dari sekian banyak orang dibumi? Jawabannya, anda mulai dibawa dekat kepada Tuhan, merasa ingin dekat padaNya. Panggilan Tuhan artinya Roh membangkitkan kelaparan didalam diri seseorang. Jika anda ingin berbeda, jika anda ingin lebih daripada yang ada sekarang, anda telah mencoba berubah dan tidak bisa, anda menemukan perkataan injil, nyanyian dan hymns lebih menarik, anda sedang digerakan oleh Roh! Yesus berkata, “tidak ada yang bisa datang kepada Aku kecuali Bapa menariknya," {cf, Yoh 6:44}. Ketika kabar baik datang kejemaat Tesalonika, orang mulai merasa didalam diri mereka suatu keinginan kuat untuk memiliki Yesus yang bisa membuat perubahan besar dalam hidup mereka. Mereka berespon pada kasih dan kemudian menunjukan mereka dipilih oleh Tuhan.

Paulus melanjutkan detil langkah yang diperlukan dalam panggilan Tuhan.

Pertama, “injil diberitakan kepadamu dengan kata-kata.” Firman diberitakan, kebenaran dinyatakan. Rasul berbicara kepada mereka tentang janji Tuhan dalam PL. Kitab Kisah Para Rasul menulis pengajarannya diBerea dimana orang Berea lebih baik, terbuka daripada mereka yang ada di Tesalonika dalam “menerima pemberitaan dengan kesiapan hati dan menyelidiki Alkitab setiap hari untuk melihat apakah hal itu benar,” {cf, Kisah 17:11}. Melalui Firman Tuhan, melalui pernyataan janji ini, dan menceritakan tentang Yesus, manusia bisa dibangunkan dan digerakan kepada Tuhan.

Faktor kedua dalam panggilan Tuhan adalah kuasa Tuhan, injil diberitakan dengan kuasa. Itu nyata, memaksa, mencengkram. Injil memiliki kemampuan memaksa karena dia tidak hanya legenda atau mitos. Hari Natal lebih dari cerita indah mempesona orang dan menolong mereka melupakan apa yang terjadi sekarang. Itu berbicara peristiwa yang nyata. Yesus benar-benar dilahirkan di Betlehem. Gembala benar-benar datang. Para malaikan menyanyikan janji pengharapan. Sinar Bintang mengangkat surga dalam keagungan. Semua diatas betul-betul terjadi. Yesus benar-benar hidup. Dia berjalan bersama manusia. Dia mati dalam kematian yang jahat diatas kayu salib. Dia bangkit dari kematian. Semua itu menandakan kuasa injil. Ketika orang Tesalonika percaya mereka merasakan kuasa itu dalam hati mereka. Mereka benar-benar berubah. Mereka berbeda.

Juga kata Paulus, injil datang, “oleh Roh Kudus.” Dibelangkang kuasa ada Tuhan sendiri. RohNya bisa menyentuh roh manusia. Dia bisa melayani sampai kepada kebutuhan terdalam hidup manusia. Roh Tuhan memenuhi roh manusia. Dia mulai melayani pikiran dan hati kita dari dalam, membukanya untuk mengerti peritiwa ini.

Akhirnya injil datang, “dengan keyakinan penuh.” Itu menggerakan keinginan orang Tesalonika. Mereka bertindak, mereka melakukannya: Mereka menyerahkan hidup mereka kepada Tuhan.

Sebagian dari anda disini mungkin sudah lebih dari setahun datang kegereja. Anda telah mendengar injil tapi anda tidak pernah membuka hatimu pada Tuhan. Tapi itu merupakan langkah akhir yang penting. Akhirnya, kehendak harus digerakan. Yesus berkata dalam Wahyu, “Lihat Aku berdiri didepan pintu (pintu hati) dan mengetuk. Jika ada yang mendengar suaraKu (keinginan), dan membuka pintu (mengundang Dia masuk), Aku akan masuk kedalam dan hidup didalamnya dan dia didalam Aku,” {cf, Rev 3:20}. Itulah yang terjadi di Tesalonika.

Itulah “pekerjaan iman.” Sampai anda benar-benar menerima Kristus, anda tidak mengerjakan pekerjaan iman. Anda bisa percaya cerita itu benar, tapi sampai anda bergerak menerima Tuhan anda tidak mengerjakan pekerjaan iman.

“Usaha kasih” digambarkan Paulus dijelaskan dalam akhir Ayat 5:

Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.
Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan;
dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh
Roh Kudus, sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah
Makedonia dan Akhaya.
Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di
Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada
Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.
Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut, {1
Th 1:5b-9a RSV}

Itu menggambarkan usaha kasih. Melibatkan 3 langkah penting.

Inilah tanda pertama usaha kasih. Dia mengubah perilaku orang Tesalonika terhadap penderitaan mereka. Daripada mengeluh terdapat “sukacita yang dari Roh.” Mereka melalui banyak kesakitan. Mereka diasingkan dalam pekerjaan mereka, diburu sampai kerumah, ditangkap dan diseret kedalam penjara karena iman mereka. Tapi kata Paulus, mereka telah belajar melihat penderitaan ini dengan cara baru. Hasilnya adalah sukacita yang dari Roh Kudus. Mereka berespon pada kasih Tuhan dengan mengasihi dia dan menerima kesempatan untuk menderita karena namaNya.

Yesus mengajarkan kita bahwa perintah terbesar adalah kasih kepada Tuhan Allahmu. Tapi selalu ada sesuatu sebelum itu, sesuatu yang tidak dimengerti sebagian besar orang. Tuhan ingin kita mengasihi Dia hanya karena dia telah mengasihi kita lebih dahulu. Kemudian Dia memberikan kesempatan pencobaan, penderitaan dan kesakitan untuk mengijinkan kita melihat bagi diri kita jawaban yang bisa diberikan kepada kita. Itulah yang digambarkan Paulus. Orang Tesalonika berhenti mengeluh dan mulai bersukacita. Kebutuhan yang sangat sekarang ini! Kita harus mengerti bahwa penderitaan diberikan kepada kita supaya kita punya kesempatan menunjukan kalau Tuhan bisa menopang dan menunjukan karyanya dalam hidup kita. Orang Kristen ini bersukacita dalam penderitaan mereka. Itu merupakan bagian dari usaha kasih mereka.

Tanda kedua dari usaha kasih adalah mereka membagikan kabar baik keseluruh Makedonia dan Akaia. Mereka tidak melakukan itu dengan perayaan besar. Mereka tidak melakukannya dalam suatu gedung stadium besar yang disewakan. Kita bisa melakukannya sekarang, dan syukur pada Tuhan untuk itu, tapi itu tidak dilakukan orang Tesalonika. Mereka hanya membagikannya dengan tetangga dan teman mereka apa yang sudah Tuhan perbuat dalam hidup mereka. Mereka menjelaskan sukacita baru dan kedamaian yang datang dalam hidup mereka. Kemudian, ketika teman mereka mulai bertanya tentang apa yang terjadi, mereka mengundang mereka dan membagikan Firman untuk menjelaskan iman mereka. Melalui jaringan yang diam-diam, hampir tidak terlihat yang kita sebut Pemahaman Alkitab dirumah, mereka membagikan kabar baik itu. Secara diam-diam tanpa kemewahan, injil disebarkan keseluruh daerah kerajaan Roma. Seluruh kota dipengaruhi oleh apa yang dialami dalam kehidupan mereka.

Di Tesalonika tua-tua kota menggambarkan Paulus dan temannya, “orang ini yang telah memutarbalikan dunia, telah datang kekota kita juga,” {cf, Kisah 17:6}. Itulah cara kabar baik disebarkan keluar.

Aktivitas ketiga dimana usaha kasih terlihat diantara orang percaya diTesalonika adalah mereka menunjukan penyerahan diri pada pemeliharaan Tuhan setiap hari. “Imanmu pada Tuhan telah tersebar kemana-mana, sehingga kita tidak perlu mengatakan apa-apa tentang hal itu,” kata Paulus. Mereka percaya kalau Tuhan merupakan Bapa mereka dan akan memelihara mereka apapun yang terjadi. Iman seperti itu telah menjadi nyata dalam kehidupan mereka.

Minggu lalu saya menerima surat dari 2 misionaris kami di Guatemala, , Ron and Gretchen Bruno. Gretchen menulis tentang peristiwa yang sangat menguatkan dia. Seorang janda miskin dalam salah satu jemaat di Guatemala memberikan 20 cen terakhirnya dan tidak punya uang untuk makan. Dia mulai berdoa untuk masalahnya. Sewaktu dia berdoa, dia merasakan keyakinan kuat bahwa Tuhan mengatakan padanya untuk pergi kesupermarket besar dikota besok dan mengisi beberapa kereta dorong dengan makanan dan membawanya kekasir no7 untuk dihitung. Ini bukan hanya perasaan tapi suatu keyakinan dari Roh. Dia pergi kesupermarket keesokan paginya, mengisi makanan secukupnya kedalam kereta yang bisa memenuhi kebutuhannya selama 2-3 bulan dan membawa kekasir no7 untuk dihitung. Sewaktu dia tiba disana kasir menutup kasir dan pergi makan. Dia mengira wanita itu akan membawa belanjaannya kekasir lain, tapi wanita itu berkata, “tidak, saya tidak bisa. Bapaku menyuruh saya mengambil belanjaan ini dan membawanya kekasir no7 untuk dihitung.” Jadi dia menunggu selama kasir pergi makan dan kembali lagi. Kasir kagum melihat wanita itu masih disana, dan mulai menghitung belanjaannya. Pada saat itu muncul pengumuman dipengeras suara: “Ini adalah tahun ke7 bisnis kami dan kami dengan senang hati mengumumkan siapapun yang menghitung belanjaannya pada kasir no 7 tidak usah membayar."

Saya tidak mengatakan pada anda melakukan seperti wanita itu. Maksud saya adalah kita harus percaya kalau Tuhan memelihara kita, Dia Bapa Surgawi yang mengasihi kita, dan Dia memiliki banyak cara untuk memenuhi kebutuhan kita, tapi kita jarang melakukannya! Fakta yang tidak berubah adalah Tuhan mengasihi kita. Kita milikNya.

Orang Tesalonika menunjukan dengan sangat efektif sehingga iman mereka tersebar kemana-mana. Mereka memiliki maksud tak terlihat untuk menolong, sumber yang tidak diketahui orang lain, tapi faktanya terlihat dalam perilaku mereka.

Itu membawa kita ke “ketekunan dalam pengharapan,” ditunjukan dalam Ayat 10:

...
dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada
Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, dan untuk menantikan kedatangan
Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu
Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
{1 Th 1:10 RSV}

Hal yang menakjubkan tentang surat kepada jemaat Tesalonika ini adalah setiap pasal dari kedua surat itu berakhir dengan menunjuk pada kedatangan Tuhan. Pada hari Natal kita melihat kedatanganNya yang pertama, tapi dalam gereja mula-mula sangat sedikit membicarakan hal itu. Ada petunjuk mengenai hal itu. Mereka bersukacita karena hal itu, dan pantas untuk merayakannya. Tapi, bagi mereka, mereka percaya bahwa Dia akan datang kembali. Harapan mereka terletak pada hal itu. Mereka percaya pada apa yang dikatakan malaikat kepada para murid di Bukit Zaitun, “Yesus yang sama yang engkau lihat naik kesurga akan datang kembali dengan cara yang sama," {cf, Kisah 1:11}. Itu menjadi pengharapan sampai sekarang dari gereja mula-mula, dan pengharapan itu menjadi tema dominant dalam surat Tesalonika ini. Ayat ini melihat pada kebangkita, “Yesus yang dibangkitkan Tuhan dari kematian.” Fakta itu merupakan jawaban terhadap ancaman kematian. Inilah dasar kepercayaan mereka yaitu kemenangan atas kematian. Yesus pernah berkata, “karena Aku hidup maka kamupun juga hidup,"{cf, Yoh 14:19}.

Saya percaya Alkitab mengajarkan bahwa setiap orang percaya pada saat kematiannya akan diangkat pada saat Kristus kembali; saat itu bagi kita semua menjadi bagian dari peristiwa kekal yang nanti akan datang waktunya.

"Kapan Kristus datang?" pertanyaan yang sering dilontarkan sekarang ini. Jawabannya, tidak jauh dari kematian anda. Anda mungkin tidak disini lagi besok. Jika itu terjadi, untuk anda Kristus datang; kedatangan Kristus kembali terwujud. Yesus berjanji, “jika Aku pergi, Aku akan datang kembali dan membawa kamu bersertaKu," {cf, Yoh 14:3}. Janji yang luar biasa ini sangat jelas dinyatakan dalam pasal ke14 Injil Yohanes.

Tapi ayat 10 tidak hanya melihat kebangkitan, dimana kita melihat kepastian kemenangan atas kematian, tapi juga melihat waktu yang disebut Paulus “kemarahan yang akan datang.” Itu bukan neraka. Dia tidak bicara tentang kenyataan bahwa orang Kristen diselamatkan dari api nereka. Yohanes 5:24 menuliskan perkataan Yesus, “dia yang mendengar suaraKu dan percaya pada Dia yang mengirim Aku akan memiliki hidup kekal dan tidak akan dihakimi, tapi akan diselamatkan dari kematian kepada hidup." Orang Tesalonika sudah mengetahui hal itu. Mereka telah belajar dari Paulus bahwa mereka tidak masuk dalam penghakiman. Tapi disini dia bicara mengenai datangnya murka. Penggunaan present tense menunjukan sesuatu yang didepan. Yesus juga mengatakan akan menyelamatkan mereka dari murka itu.

Dalam PL masa ini disebut “Hari Murka Tuhan," {Joel 2:31 KJV}. Itu waktu dimana penghakiman Tuhan dicurahkan keatas bumi. Yesus sendiri menggambarkannya sebagai “masa pergolakan, yang tidak pernah ada sejak dunia diciptakan, dan tidak akan terjadi lagi,” {cf, Matt 24:21}. Waktu itu akan datang. Itu buat mereka dan juga buat kita. Tapi melalui surat ini kita belajar bahwa Tuhan memiliki rencana menyelamatkan milik kepunyaanNya dari “murka yang akan datang.” Orang Kristen akan memperoleh kemenangan bahkan dalam krisis dunia yang mendekat.

Tapi janji itu lebih dari keyakinan akan surga, atau keluar dari penderitaan hidup, yaitu Dia yang datang akan memerintah manusia. Berkaitan dengan Yohanes 14 bahwa Yesus akan datang kembali merupakan janji bahwa Dia akan datang hidup dalam kita sekarang. Dia berkata, “saya tidak akan meninggalkan kamu seperti yatim piatu. Aku akan datang dan membuat tempat dalam hatimu,” {cf, Yoh 14:18, 14:23}. Paradox yang indah bahwa orang Kristen memilikinya walaupun Kristus belum datang, ketika Yesus datang kebumi, tapi Dia sudah ada dalam kita sekarang. Dia memimpin kita, memenuhi kita, melayani kita, menjaga kita, dan bahkan sekarang memerintah dalam peristiwa manusia.

Pertanyaan yang muncul, “Apa artinya buat anda sekarang?”

Orang Kristen janganlah patah semangat, dikalahkan, atau putus asa. Jika kita masuk kedalam semua perasaan itu, itu karena kita telah melupakan kebenaran ini.

Tapi dalam kesulitan orang Tesalonika, kebenaran itu harus dihidupi, penting, dan semerbak dalam hati orang percaya ini.

Pasti Allah memanggil kita kembali kehal ini dalam waktu-waktu gelap sejarah kita.