KEBAHAGIAAN SEORANG AYAH

Kasih ayah yang nyata sekarang ini sangat sedikit. Apa yang kita lihat sekarang adalah meningkatnya penganiayaan anak, ayah yang menyerang anaknya sendiri. Lagu sederhana, "Dear Mister Jesus," cerita seorang anak yang mengingat perlakuan kasar tangan ayahnya, diputar distasion radio diseluruh negeri. Beberapa waktu lalu suatu cerita menyedihkan tentang seorang anak laki-laki yang dipukul sampai mati oleh ayah angkatnya karena dia buang air kecil dicelana. Ketika tubuhnya digali, goresan kecil ditemukan ditangannya. Hal itu menyakitkan hati setiap orang, memikirkan seorang ayah memperlakukan anak mereka dengan cara seperti itu, tapi hal itu juga menunjukan perlunya kasih ayah dan ibu sekarang ini.

Bagian dari 1 Tesalonika yang sekarang kita bahasa merupakan kesaksian dari kasih bapa. Gereja merupakan suatu keluarga dimana Tuhan adalah ayah kita.

Tidak ada hal dalam kekristenan yang menghangatkan hati saya lebih dari mengetahui kalau Tuhan adalah Ayah saya. Saya kehilangan ayah ketika saya berumur 10 tahun, dan tidak pernah mengenal seorang ayah selain Allah Bapa. Tapi merupakan hal yang sangat menghibur bagi saya dengan mengetahui saya memiliki seorang Ayah yang mengasihi saya.

Pada suatu kejadian ketika Yesus diberitahu kalau ibu dan saudara-saudaranya menunggu Dia, katanya pada orang-orang yang sedang diajarNya, “inilah ibuku, dan bapaku dan saudaraku” {cf, Matt 12:47-49, Mark 3:32-35}, disitu menunjukan kalau hubungan rohani sekaya dan sedalam hubungan fisik – dan sering lebih dari itu.

Dalah ayat 17 pasal 2, rasul memberitahukan perhatian seperti bapak bagi orang Kristen baru yang dia tinggalkan di Tesalonika.

Tetapi kami, saudara-saudara, yang seketika terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di hati, sungguh-sungguh, dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk kamu.
Sebab kami telah berniat untuk datang kepada kamu--aku,
Paulus, malahan lebih dari sekali--,tetapi
Iblis telah mencegah kami.
Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan
Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?
Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami {1
Th 2:17 -20 RSV}

Saya tidak tahu darimana pemikiran kalau Paulus itu keras dan dingin? Anda tidak bisa membaca surat ini dan tidak merasakan kehangatan hatinya dan kedalaman kasihnya. Pada saat dia menulis surat ini, dia sendirian melayani kota Korintus. Dia merasa kesepian pada saat itu. Jauh dari orang yang kita kasihi merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan. Melupakan bahaya yang menyebabkan dia keluar dari Tesalonika, dan pengalaman kejam yang diperolehnya disana, dia ingin bersama mereka kembali. Dia bahkan mencoba menjumpai mereka tapi dihalangi oleh gangguan setan.

Sampai pasal ini kita telah melihat 3 sumber lawan rasul:

Mungkin ini kelihatan seperti ada 3 lawan, tapi sebenarnya hanya ada satu. Bagian Alkitab yang lain menunjukan bahwa pemerintah dan lingkungan sering menjadi alat setan menghalangi penyebaran Firman Tuhan. Inilah yang dihadapi Paulus disini.

Pernakah anda mengalami saat yang membuat frustrasi dalam hidup anda ketika berkali-kali anda mencoba melakukan hal yang benar dan merasa itu sangat sulit? Anda bertemu lawan dan halangan, bahkan mungkin dari keluarga anda sendiri. Itulah halangan setan, manipulasi pikiran secara psikologi untuk membangkitkan lawan dan menanamkan rintangan dijalan anda.

Ketika saya dan istri berada di Irlandia Selatan musim panas lalu, kami menghabiskan waktu dalam gereja yang indah disana. Pastor muda dan istrinya mulai mengajarkan Tubuh Hidup dan Peperangan Rohani. Pada waktu lalu gereja itu merupakan gereja yang mati, sekarang hidup dan bertumbuh kembali, dipenuhi dengan orang muda dan pasangan muda. Tapi pada waktu kami disana, kami melihat teman baik pastor dan istrinya tiba-tiba melawan mereka. Dia mulai menyebarkan dusta dan fitnah kepada mereka keseluruh jemaat, membuat marah seluruh gereja. Bagi mereka itu merupakan saat yang menyakitkan. Kami belajar dari hal itu bahwa Tuhan membereskannya. Pastor telah terbukti benar dan semuanya dibuka. Tapi apa yang menyebabkan hal itu ? Itu adalah setan, yang dengan kemampuannya bekerja melalui orang untuk menggerakannya.

Alkitab satu-satunya buku yang menjelaskan perlawanan dan maksud jahat iblis. Kenapa kita bergumul juga dalam hidup? Apa yang kita lawan ? Yesus mengatakan pada kita kalau itu iblis. “Dia pembohong dan pembunuh " {John 8:44}, kata Tuhan. Dia menipu dan membunuh. Pikiran setan bertanggung jawab atas pembunuhan, penipuan yang menyebar dan filosofi yang salah yang kita hadapi masa kini. Paulus sendiri berkata, “Kita tidak berjuang melawan darah dan daging tapi melawan penguasa dan pemerintah kegelapan sekarang ini," {cf, Eph 6:12}. Tidak ada buku lain yang mengatakan bukan manusia masalahnya, tapi kekuatan iblis yang menguasai dunia.

Paulus menuliskan 3 hal yang perlu kita ketahui tentang perlawanan setan:

Pertama, dan yang paling penting, Tuhan mengijinkannya. Kitab Ayub mengatakan bahwa setan harus datang pada Tuhan untuk mendapat ijin mencobai Ayub. Manusia ini kehilangan semuanya – keluarganya, rumah dan kekayaannya; dan dia sangat menderita akibat borok diseluruh tubuhnya. Tapi Tuhan mengijinkan itu. Akhir dari kitab menunjukan apa yang dicapai oleh penderitaan itu, tapi itu semua disembunyikan dari penglihatan Ayub. Itu juga disembunyikan dari mata kita. Tapi Alkitab menunjukan ada kekuatan iblis yang bekerja. Ada mahluk jahat, ahli menipu, yang bisa menyesatkan pikiran mereka dan menanamkan halangan dijalan masuk injil.

Tuhan mengijinkan hal ini untuk alasan ini: hal ini digunakan olehNya. Inilah kenyataan kedua yang harus kita ingat. Hambatan merupakan cara Dia melatih. Penderitaan, kesakitan, dan sakit hati sering merupakan cara Tuhan mendapatkan perhatian kita. Sebagian dari anda telah melalui hal itu. Anda hanya sedikit memperhatikan sampai anda menderita. Pada saat itu anda mulai mendengarkanNya. Tuhan menggunakan musuh untuk melatih kita, dan tidak hanya itu, untuk memberikan kita kesempatan menyelesaikan masalah, untuk menang.

Hal ketiga, seperti yang ada dibagian ini, menekankan pada nilai orang percaya. Paulus menulis dalam ayat 19, “Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu? Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami.”Apalagi artinya selain Paulus sangat mementingkan kedewasaan rohani orang percaya di Tesalonika dan tempat lain dan itu merupakan pekerjaannya yang paling penting. Dia berkata, “saya telah memberikan hidupku kepada kamu dan pertumbuhan kedewasaanmu, seluruhnya. Inilah hal paling penting didunia. Ketika Yesus datang, aku akan puas dengan apa yang kamu capai dalam hidupmu itulah yang aku inginkan."

Saya dan istri saya setiap pagi membaca renungan yang diambil dari tulisan Dr. J. I. Packer. Hari yang lalu dia mengutip seorang psikolog tentang 6 tanda kedewasaan. Orang Amerika senang melakukan pengecekan diri, jadi inilah salah satu tanda kedewasaan hidup :

  1. Tanda pertama kedewasaan adalah kemampuan untuk menghadapi kenyataan dengan cara yang membangun, tidak menyembunyikan kenyataan atau lainnya, tapi menghadapi apa adanya. Orang yang dewasa tidak mempermainkan dirinya.
  2. Tanda kedua, beradaptasi dengan perubahan yang cepat. Kita semua mengalami perubahan, baik itu secara fisik, pekerjaan, keluarga, dll. Saya sangat kagum dengan perubahan yang anda lalui selama satu tahun sedangkan saya tetap sama! Orang yang tidak dewasa menolak perubahan. Hal itu membuat mereka gugup. Tapi tanda kedewasaan adalah menyesuaikan diri dengan perubahan karena perubahan tidak bisa dihindari.
  3. Tanda ketiga, bebas dari ketegangan dan kekekuatiran. Muka yang kuatir, merengut, debar jantung yang keras – semuanya itu karena anda kecewa, marah, dan cemas. Kedewasaan berarti anda mulai melihat Tuhan mengatur dunia ini. Dia bekerja dalam cara yang tidak selalu anda mengerti, tapi terima. Dia membawa anda keair yang dalam, tapi tidak tenggelam. Kedewasaan berarti anda belajar untuk percaya.
  4. Keempat, lebih puas memberi daripada menerima. Sebagian dari anda belajar bahwa kebahagiaan Natal tidak dari pemberian tapi memberi. Supaya bisa melihat kebahagiaan diwajah orang lain ketika mendapat hal yang mereka butuhkan. Inilah tanda anda bertumbuh. Anda menemukan nilai yang sebenarnya dalam hidup.
  5. Tanda kelima, berhubungan dengan yang lain secara konsisten, menolong dan saling memuaskan. Kedewasaan adalah belajar bersama dengan orang lain, untuk menjadi penolong, bukan penghalang, untuk berkontribusi pada solusi dan tidak selalu menjadi bagian dari masalah.
  6. Akhirnya, kedewasaan berarti mengubah dan mengarahkan kemarahan untuk hal yang membangun. Kedewasaan adalah kemampuan untuk menggunakan kekuatan yang dihasilkan kemarahan, tidak kehilangan kendali dan menambah masalah, tapi memperbaiki situasi atau mengubah keadaan yang sulit. Itulah kedewasaan dan itulah yang diinginkan Paulus bagi orang percaya diTesalonika.

Seperti dalam bagian ini dia melibatkan diri kedalam komitmen yang sangat dalam.

Kami tidak dapat tahan lagi, karena itu kami mengambil keputusan untuk tinggal seorang diri di Atena.
Lalu kami mengirim Timotius, saudara yang bekerja dengan kami untuk
Allah dalam pemberitaan Injil Kristus, untuk menguatkan hatimu dan menasihatkan kamu tentang imanmu, supaya jangan ada orang yang goyang imannya karena kesusahan-kesusahan ini.
Kamu sendiri tahu, bahwa kita ditentukan untuk itu.
Sebab, juga waktu kami bersama-sama dengan kamu, telah kami katakan kepada kamu, bahwa kita akan mengalami kesusahan.
Dan hal itu, seperti kamu tahu, telah terjadi.
Itulah sebabnya, maka aku, karena tidak dapat tahan lagi, telah mengirim dia, supaya aku tahu tentang imanmu, karena aku kuatir kalau-kalau kamu telah dicobai oleh si penggoda [sekali lagi ada gangguan dari setan] dan kalau-kalau usaha kami menjadi sia-sia.
{1 Th 3:1-5 RSV}

Dalam bagian ini Paulus 2 kali mengatakan bahwa saat di Atena dia “tidak bisa menahannya lagi.” Itu tidak berarti dia khawatir dan takut. Tapi lebih kepada dia tidak mendengar kabar dari mereka sangat lama sehingga dia harus bertindak untuk mengetahui apa yang terjadi di Tesalonika. Melalui keputusannya, dia mengirim Timotius kepada mereka sementara dia tetap tinggal sendiri di Atena dan kemudian pergi ke Korintus.

Tahun1960 saya menghabiskan musim panas di Orient. Bersama dengan Dr. Dick Hillis saya dijadwalkan bicara kepada 600 pastor cina dipulau Taiwan. Ini suatu tugas yang sulit karena pesan saya harus diterjemahkan kedalam 2 bahasa berbeda, Mandarin dan Taiwan. Sangat sulit berbicara melalui “penerjemah” setelah 2 atau 3 kalimat anda sudah lupa apa yang anda katakana. Tapi saya terhibur oleh kenyataan bahwa Dick Hillis, bekas misionaris ada bersama dengan saya. Pada hari sebelum saya bicara, dia mendapat telegram mengatakan bahwa ibunya sakit di California dan dia harus kembali kerumah. Saya tidak pernah melupakan depresi dan kesepian yang menimpa saya. Saya yakin bahwa Paulus merasakan hal yang sama ditinggal sendiri di Korintus, yang merupakan pusat budaya kehidupan Roma.

Dia harus menghadapi kota itu sendiri, tapi dia mau melakukannya agar orang Tesalonika bisa bertumbuh dalam iman mereka. Jadi dia mengirim Timotius kepada mereka.

Dia memiliki 3 hal dalam pemikirannya:

Pertama, “menguatkan imanmu,” untuk mengajar mereka kenyataan iman yang ada pada mereka: kedatangan Yesus, kehidupan dan pelayanannya, kematiannya diatas salib, kebangkitannya, kedatangan Roh Kudus, dan apa yang ada pada mereka dalam Tuhan yang dunia tidak tahu. Orang Tesalonika perlu dikuatkan dalam kebenaran itu, dan itulah misi Timotius.

Kedua, mereka perlu untuk didesak untuk mantap, tidak panic ketika keadaan menjadi sukar. Mereka tidak pernah melupakan penderitaan dan kesusahan yang meliputi mereka. Mereka memiliki sesuatu untuk bersandar yang sebelumnya tidak mereka miliki, jadi mereka tidak usah takut. Tuhan akan menjaga mereka terhadap semuanya itu dan menggunakannya bagi keuntungan mereka.

Paulus telah meletakan dasar untuk hal itu ketika dia bersama mereka. Dia telah mengatakan bahwa manusia telah dirusak oleh polusi yang disebut Alkitab sebagai dosa. Seperti yang sudah anda ketahui, penyakit sekarang ini adalah AIDS, yang kepanjangannya Acquired Immune Deficiency Syndrome. Saya pikir dosa juga merupakan kependekan, yaitu Self-Inflicted Neurosis. Dosa merupakan masalah yang muncul dari dalam. Itulah yang dikatakan Yesus: “dari hati muncul pembunuhan, perzinahan, kebohongan,dll,” {Matt 15:19}. Dosa merupakan kontaminasi didalam yang kita warisi. Dan berita buruk dari itu adalah, “upah dosa adalah maut "{Rom 6:23a}, seperti tulisan Paulus di Roma. Kesakitan, penderitaan, kemarahan dan pengasingan, semua bentuk kematian; itulah berita buruknya. Tapi ada berita baiknya: “upah dosa adalah maut, tapi anugrah Tuhan yaitu hidup kekal melalui Yesus Kristus AnakNya,” {Rom 6:23 KJV}. Kita tidak bisa menghindari hasil menyakitkan dari pilihan berdosa kita, tapi kita bisa mendapatkan kasih, sukacita, dan damai walaupun kita melewati padang gurun. Ini lagu sedehana yang menyatakannya dengan baik

Something beautiful, something good,
All my confusion He understood.
All I had to offer Him was brokenness and strife,
But he made something beautiful of my life.

Itulah kabar baik! Itulah yang diajarkan Paulus pada orang diTesalonika, dan itulah yang perlu diingatkan oleh Timotius, sehingga mereka tetap mantap ketika kesulitan menghantam.

Alasan ketiga Paulus mengirim Timotius kepada mereka adalah dia sendiri perlu mengetahui apa yang sedang terjadi. Timotius akan membawa kabar, dan sekarang dia membawa laporan yang baik sehingga Paulus dipenuhi dengan sukacita, Verse 6:

Tetapi sekarang, setelah Timotius datang kembali dari kamu dan membawa kabar yang menggembirakan tentang imanmu dan kasihmu, dan bahwa kamu selalu menaruh kenang-kenangan yang baik akan kami dan ingin untuk berjumpa dengan kami, seperti kami juga ingin untuk berjumpa dengan kamu, maka kami juga, saudara-saudara, dalam segala kesesakan dan kesukaran kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu.
Sekarang kami hidup kembali, asal saja kamu teguh berdiri di dalam Tuhan.
Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada
Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan
Allah kita?, {1 Th 3:6-9 RSV}

Kelegaan Paulus bahwa pekerjaannya tidak sia-sia. Tetap kuat dan mantap. Iman mereka tetap ada; dan yang terbaik kepercayaan mereka terhadap Tuhan tetap. Mereka mengingat dia dan ingin bertemu dengannya. Dia dipenuhi dengan ucapan syukur dan sukacita karena kabar ini. Selalu ada efek dalam hati seorang ayah mendengar laporan baik tentang anaknya tetap beriman.

Itulah yang dirasakan rasuk Yohanes, sewaktu dia menulis surat ketiganya: “Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada mendengar anaku berjalan dalam kebenaran,” {cf, 3 Jn 1:4}.

Saya bisa bersaksi tentang itu.

Saya dan istri saya memperhatikan seorang muda, dekat dan kami sayangi sedang melalui kehancuran pernikahannya. Itu masa yang menyakitkan baginya. Rumahnya pecah, anaknya dibawa pergi, tapi penderitaan itu menyadarkan dia akan kesalahannya. Dia melihat dirinya dalam cara pandang yang baru dan menjadi sadar akan kesalahannya. Hati kami juga menjadi sakit, kami juga dipenuhi dengan sukacita melihat dia menemukan hubungan yang baru dengan Tuhan. Ditengah penderitaan bainnya dia dipenuhi dengan sukacita. Dia memberitahu kami bahwa dia senang ini terjadi karena itu menyadarkan dia, dan menemukan kebahagiaan mengenal Tuhan.

Itulah yang dirasakan Paulus ketika Timotius melaporkan pencobaan dan penderitaan orang Tesalonika.

Paulus menutup bagian ini dengan nasihat tentang bagaimana berdoa dalam situasi seperti itu,

...
Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu.
Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus,
Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu.
Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.
Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan
Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan
Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.
{1 Th 3:10-13 RSV}

Apakah anda pernah memikirkan apa yang anda doakan ketika teman anda atau keluarga anda dalam pergumulan dan penderitaan yang sangat ? Ada ayat dalam Roma 8 yang mengingatkan kita bahwa saat itu kita tidak tahu apa yang harus kita doakan tapi Roh menolong kita! Itulah janji Tuhan bagi kita. Disini kita memiliki contoh yang baik tentang bagaimana Roh menolong Paulus berdoa dengan benar tentang kebutuhan orang ini.

Ada 3 hal tentang doa dalam ayat ini yang kita perhatikan:

  1. Pertama, dia berdoa “bersungguh-sungguh.” Dia tidak berlutut disamping tempat tidur diwaktu malam dan berkata, “berkati teman saya di Tesalonika.”
Banyak orang berdoa seperti ini, “berkati saya dan istri saya, anak saya
John dan istrinya;
kami berempat dan hanya itu.
"
Tapi Paulus berdoa dengan sungguh-sungguh.
Dia memikirkan tentang apa yang sedang dialami orang ini, menyatakan masalah dihadapan
Tuhan, dan mengingatkan Dia tentang janjiNya.
Dia menghabiskan waktu untuk memikirkan mendalam tentang kebutuhan mereka.
  1. Dan dia berdoa dengan teratur – “siang dan malam.” Siang dan malam sewaktu dia bekerja membuat tenda, apapun yang dia lakukan, mulutnya bergerak berdoa karena hatinya memikirkan mereka. Mereka keluar dari pikirannya dan kapanpuan dia terpikir tentang mereka dia berdoa.
  1. Akhirnya, dia berdoa secara spesifik. Dia sangat detil dalam permintaannya, ada 5 yang didaftar:

Paulus tahu kalau Yesus Kristus suatu hari akan datang keduania. Alkitab mengatakan hal itu. Kita sedang mendekatinya. Itu mungkin muncul diakhir abad ini. Tidak lebih jauh dari kematian kita, tapi mungkin lebih dekat dari itu. Paulus berharap semua orang percaya hidup sesuai dengan harapan Tuhan ketika dia datang.

Saya memperhatikan bahwa kebanyakan orang Kristen berdoa agar Tuhan menghalangi sesuatu terjadi, apakah itu kecelakaan, kematian, penderitaan atau sakit hati. Sayangnya, ada orang yang mengajar kalau kita bisa menghindari semuanya itu. Tapi PB menunjukan pada kita kalau semua penderitaan itu diperlukan dalam hidup kita. Tuhan mungkin mengijinkan permintaan kita dan menyingkirkan masalah kita – dan tidak salah berdoa seperti ini jika kita mengerti bahwa Dia memiliki kebebasan sepenuhnya mengatakan “Tidak” – tapi dia menyuruh kita berdoa bukan supaya hal ini hilang, tapi bisa berguna bagi hidup kita.

Pada minggu sebelum Yesus disalib Dia berkata pada Petrus, muridNya yang paling bermasalah (yang paling bermasalah dengan mulutnya), “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. {cf, Luke 22:31-32a RSV}. Saya selalu tertarik dengan doa itu. Dia tidak berdoa, “jangan biarkan itu terjadi. Supaya setan tidak melakukan itu.” Tapi Dia berdoa, “Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur.” {cf, Luke 22:32a RSV}. Itu dikatakan sebelum malam Petrus menyangkal Tuhan. Penyangkalan itu adalah pekerjaan setan, tapi Yesus telah berdoa, “Bapa, walaupun Petrus harus melalui kemarahan dan sakit hati, Aku berdoa supaya ketika hal itu terjadi, imannya tetap teguh, supaya Engkau memampukannya melalui itu, dan menggunakannya untuk kebaikan dalam hidup."

Saat penutupan tahun inilah yang dinyatakan doa itu. Apapun bisa terjadi ditahun depan – sakit hati, tragedy, sukacita, kebahagiaan. Tapi apapun yang terjadi, biarlah kita berdoa supaya itu memperdalam iman kita, meningkatkan kasih kita, membuka mata kita kepada kebenaran dan kenyataan, dan menghasilkan kemantapan rohani dalam kesulitan, dalam dunia ini.