MENGENDALIKAN DORONGAN SEX ANDA

Harus saya akui kalau tahun 1987 merupakan salah satu tahun yang tidak menyenangkan begi saya. Melihat kembali semua itu, sepertinya berita terus menerus berbicara tentang kehancuran, pembunuhan dan skandal. Sewaktu saya merenungkan tahun itu, saya berpikir apakah tidak ada cara untuk menghilangkan atau mengurangi hal jahat diatas. Saya pikir ada satu hal yang bisa mengurangi kejahatan, menghilangkan skandal pernikahan, menghilangkan kehamilan masa remaja, mengurangi penghuni penjara, menghentikan penjualan pornografi, dan mengurangi kemiskinan. Jika kita bisa menemukan obat yang bisa menghilangkan kesenangan dari tindakan seksual, karena itulah sebabnya setiap orang terlibat dalam perilaku sex yang salah, kita bisa mengubah seluruh keadaan moral Negara kita. Tapi saya sadar juga akan kehilangan banyak warna dalam hidup ini. Kita akan menghalangi persahabatan dan persekutuan kedua jenis. Hidup menjadi sangat membosankan dan kering. Karena kita tidak bisa membuat perubahan yang drastic, hal yang tersisa bagi kita adalah belajar menangani seksualitas kita secara tepat.

Pada waktu saya masih muda, tidak ada yang mengajar dalam bidang itu. Maka dari itu, anda pikir tubuh anda berakhir dipinggang. Jika kata sex digunakan, terutama digereja, biasanya hanya dibisikan. Dalam 1 Tes, kita dihadapkan langsung dengan semua masalah seksualitas manusia, dan mengajarkan kita bagaimana menghadapinya. Saya tidak mengerti kenapa ketika saya masih muda bagian itu dihindari. Bagaimana orang bisa membaca Alkitab mereka setiap hari dan melewatkan beberapa bagian yang mengajarkan secara terbukan tentang hal yang tidak saya ketahui. Terima kasih pada Tuhan kalau hari ini berbeda.

Dalam pasal 4 kita sampai dibagian dimana Paulus mengajar hal yang praktikal. Disini kita akan belajar bersama dengan yang lain, bagaimana menghadapi kematian orang yang kita kasihi, dan bagaimana melihat kedatangan Yesus kedua kali

Paulus memulai bagian ini dengan pernyataan bagaimana menghadapi dorongan sex anda:

Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam
Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah.
Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.
Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama
Tuhan Yesus.
Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,;
{1 Th 4:1-3 RSV}

Paulus mungkin membuat kelas mengenai masalah ini di Tesalonika: “…kamu telah mendengar hal ini dari kami,” katanya. Faktanya dia secara sistematik mengajarkan mereka tentang hal ini, dimulai dengan bagaimana menghadapi dorongan sex. Kita mungkin berpikir orang masa lalu sangat berbeda dengan kita, tapi mereka sama sekali tidak berbeda. Orang ini yang hidup dipelabuhan ramai Tesalonika merasakan tekanan dan dorongan yang sama seperti kita.

Kota Tesalonika seperti San Francisco. Ada bisnis dan perdagangan dan kesibukan biasa dikota besar; ada budaya dan keindahan dan seni. Tapi juga ada penurunan moral, dosa, hal memalukan dan kejijikan. Orang Tesalonika didorong oleh kekuatan yang sama dengan kita. Dengan seluruh hikmat Firman, Paulus mengajarkan mereka bagaimana menghadapi hidup dalam hal ini.

Beberapa hal yang diajarkan ada dalam ayat pertama:

Pertama, mereka belajar bagaimana “hidup dan menyenangkan Tuhan.” Itulah pelajaran pertama dari Roh Kudus. Pekerjaan orang Kristen adalah hidup menyenangkan Tuhan. Kata “harus,” menunjukan prioritas. Kita harus menyenangkan Tuhan! Paulus mengatakan alasannya disini, dan dalam bagian lain. Itu karena Yesus telah melakukan hal besar bagi kita. Dalam II Kor 5 Paulus menulis, “Dia telah mati bagi kita semua, yaitu mereka yang hidup tidak bagi dirinya sendiri tapi bagi dia yang untuk mereka telah mati dan dibangkitkan,” {2 Cor 5:15 RSV}.

Suatu kebenaran besar yang harus dipelajari setiap orang Kristen, dalam surat Korintus, “kamu bukan milikmu lagi,” {1 Cor 6:19b RSV}. Anda bukan lagi milik sendiri. Anda tidak lagi membiarkan keinginanmu menjadi prioritas utama dalam hidup. Tapi, “kamu sudah dibayar mahal,” {cf, 1 Cor 6:20a}. Yesus mati untuk anda, menggantikan tempat anda. Anda patut mati, saya patut mati, tapi dia mengambil tempat kita. Sekarang kita milikNya. Dia memberikan Roh Kudus kepada kita, dan tujuan hidup kita ditransformasi. Kita hidup bukan lagi untuk kita tapi untuk Dia yang telah mati untuk kita dan telah bangkit dari kematian.

Itulah prioritas utama dalam kehidupan orang Kristenl. Setiap permohonan orang Kristen dalam PB dibuat atas dasar itu, dan itulah kenapa Paulus meletakkannya diawal. Orang Kristen, “harus hidup menyenangkan Tuhan.”

Seperti kata seseorang, “hal utama adalah melihat apakah hal utama masih hal utama.” Kita harus mengingatkan diri kita setiap hari kalau pekerjaan kita bukanlah melakukan apa yang kita mau tapi menyenangkan Tuhan yang telah menebus kita dengan harga yang mahal.

Sekarang Paulus ingin mengatakan cara melakukannya. Perhatikan kata “bagaimana” disini. Bagaimana kita hidup menyenangkan Tuhan ? Pelajarannya sangat spesifik, seperti yang akan kita lihat. Jelas bahwa dia tidak hanya mengajarkan mereka apa yang harus mereka lakukan, tapi cara melakukannya, terutama dalam hal mengendalikan seksualitas mereka.

Lebih jauh, Paulus menyatakan, mereka tidak hanya melakukannya saja tapi mereka harus melakukannya lebih lagi secara terus menerus. Kehidupan Kristen adalah kehidupan yang bertumbuh. Ada perkembangan yang dibuat. Kenyataan aplikasinya seharusnya terlihat dalam hidup kita. Setiap kita memiliki bagian hidup yang terganggu ketika kita datang pada Kristus. Mungkin itu kehidupan sex kita. Mungkin perasaan rendah diri atau malu atau marah karena ketidakmampuan untuk melakukan yang seharusnya. Kita datang pada Kristus karena kita butuh pertolongan. Tidak hanya hal itu saja tapi seluruh aspek kehidupan kita harus diatur olehNya.

Paulus mengingatkan orang Tesalonika tentang perintahnya yang jelas untuk hidup menyenangkan Tuhan.

Perhatikan hal ini diberikan “melalui Tuhan Yesus.” Ini tidak hanya nasihat dari Paulus sebagai pemimpin rohani. Ini merupakan perkataan dan keinginan Tuhan Yesus sendiri.

Paling utama dari semua adalah “kehendak Tuhan akan kekudusanmu.”

Saya menyesal karena kata Pengudusan muncul disini karena saya menemukan banyak orang bingung dengan pemikiran apa itu pengudusan.

Sebenarnya, kata pengudusan hampir sama dengan kata kesucian dalam bagian ini. Itu datang dari akar yang sama. Tapi sekali lagi, saya temukan banyak yang bingung dengan kesucian.

Ketika saya masih muda, sebagaian orang menganggap kesucian sebagai kesuraman. Saya tidak menyukai orang “suci” Mereka seperti dibedaki. Mereka galak dan bodoh; mereka cemberut pada segala sesuatu yang menyenangkan dan menghibur. Tapi itu bukan kesucian. Saya menyukai kata keutuhan, yang berasal dari akar yang sama juga. Setiap orang ingin menjadi seorang yang utuh. PL berbicara tentang “indahnya kekudusan” {1 Chr 16:29, 2 Chr 20:21, Psa 29:2, 96:9}, ketertarikan dari dalam terlihat ketika seseorang mulai berfungsi dari dalam sesuai yang dia inginkan.

Maksudnya adalah Tuhan menciptakan manusia yang indah! Itulah yang diinginkanNya. Dan tidak hanya dari luarnya indah seperti yang kita lihat ditelevisi, tapi indah didalam. Dia lebih tertarik dengan keindahan didalam, menimbulkan rasa kagum, bisa dipercaya, kuat, pengasih, orang yang berbelas kasih – memiliki semua kualitas yang membuat keindahan dari dalam. Itulah yang dimaksud Tuhan dengan keutuhan, dan itulah kehendakNya untuk anda.

Tidakkah menarik mengetahui Tuhan ingin membuat anda seorang yang utuh?

Hal kedua tentang keutuhan adalah kesucian moral. “….bebas dari imoralitas,” dalam kalimat berikutnya. Kesucian moral merupakan bagian dari keutuhan. Anda tidak bisa menjadi seorang yang utuh jika anda terlibat dalam imoralitas seksual. Kita perlu jelas tentang perkataan ini. Kata imoralitas sering tidak ditangkap oleh banyak orang. Mari kita jelaskan:

Jadi untuk “tidak immoral) berarti tidak melakukan semua yang diatas dalam hidup anda.

Alasannya adalah itu merusak keutuhan yang diinginkan anda dan Tuhan. Tidak ada yang lebih indah daripada seorang muda yang hidupnya teratur. Saya sedih melihat orang muda yang dibesarkan dalam keluarga bertuhan, yang memancarkan keindahan moral dalam hidup mereka, tapi mulai membiarkan standar mereka ketika mereka masuk kedalam dunia. Perhatikan satu atau 2 tahun kemudian dan anda akan melihat kekerasan dalam wajah mereka, perilaku kotor yang mereka ambil. Hal mulai hanyut. Itu suatu penurunan hidup. Mereka mulai kehilangan keindahan keutuhan yang diinginkan Tuhan.

Saat ini mungkin anda berpikir itu sudah terlambat; anda sudah menghancurkan hidup anda. Tapi keindahan injil adalah tidak hanya mengatakan kita tidak boleh melakukan itu; tapi ,” jangan lakukan lagi.” Itulah yang anda temukan dalam bagian ini. Marilah kita hidup tidak lagi untuk kita tapi untuk “Dia yang mengasihi kita” dan “memberikan diriNya bagi kita,” {Rom 8:37, Tit 2:14}. Setiap kita telah menghancurkan hidup kita dalam satu dan lain hal; kita telah menghancurkan keutuhannya. Tapi keindahan kabar baik adalah pada saat kedatangan Yesus, melalui karyaNya disalib untuk kita dan kebangkitanNya dari kematian, dia bisa memberikan kita awal yang baru. Semua hal yang lalu dibersihkan dan diampuni. Kita diperbaharui. Seperti kata Paulus dalam II Kor, “Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.”{2 Cor 11:2 KJV}. Orang Korintus telah menghancurkan hidup mereka dalam banyak tindakan seksual, tapi Paulus mengatakan karena mereka telah datang pada Kristus mereka sekarang perawan suci.

Bahkan sebagai orang Kristen kita telah melanggarnya, Firman Tuhan dengan jelas mengatakan kita bisa memperbaharuinya lagi. Jika kita mengakuinya dan menerima pengampunan Tuhan melalui Kristus, kita seorang perawan suci dalam Kristus. Suatu berita indah untuk kita!

Dalam perintahnya kepada orang Kristen ini, Paulus memberikan mereka 2 langkah besar untuk mencapai kesucian moral. Jika anda serius ingin menjadi sorang yang utuh, keindahan dari dalam yang disediakan Tuhan bagi anda maka dengarkan 2 langkah ini:

Pertama, belajar mengontrol tubuh anda.

...
supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri [bagaimana mengatur tubuhnya sendiri] dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, {1
Th 4:4 RSV}

RSV sebenarnya menyatakan, “belajar mengambil seorang perempuan menjadi istrimu dalam kekudusan dan penghormatan. Biasanya RSV, menerjemahkan dengan baik tapi tidak memasukan kalimat (“bagaimana mengatur tubuhnya sendiri”) dalam teks karena lebih akurat. Alasannya karena baik “istri” atau “tubuh” tidak muncul dalam teks Yunani. “bejana” adalah kata yang digunakan disini: “supaya kamu tahu bagaimana menggunakan bejanamu dalam kekudusan dan penghormatan.” Orang-orang memiliki perbedaan pendapat terhadap arti kata “bejana” . Itu bisa berarti istri walau saya meragukan itu. Itu jelas dari konteks bahwa dia bicara tentang tubuh kita. Itulah bejana, seperti kata Paulus bagi orang Korintus, “bait bagi Roh Kudus," {1 Cor 6:19a RSV}.

Tapi belajar mengendalikan tubuh kita dengan benar tidak selalu mudah. Tuhan memberikan tubuh bagi kita. Kita tidak membuatnya sendiri. Kita mungkin mengubah banyak hal, tergantung dari kita. Termasuk pemberian tubuh kita adalah kemampuan luar biasa memanaskan hormone tertentu yang masuk dalam darah. Hormon itu memiliki dampak mendalam terhadap fungsi tubuh. Saat pubertas, hormone baru masuk dalam darah dan kita mengalami perubahan fisik, bersama dengan dorongan kuat, dan hampir memaksakan kita untuk tindakan seksual tertentu. Lingkungan mengajarkan kita kalau dorongan yang dirasakan itu alami dan harus dipuaskan dalam kesempatan yang ada. Mereka beralasan kalau nafsu seksual harus dipuaskan seperti kelaparan, haus, tidur, atau fungsi alami lainnya. Selanjutnya mereka mengatakan tidak ada yang salah dengan memuaskan keinginan seksual

Mereka benar kalau sex merupakan fungsi alami, tapi mereka tidak mengatakan apa yang dinyatakan Alkitab, adalah semua fungsi alami memerlukan control. Ambil contoh lapar. Anda tidak makan setiap kali ada ingin makan. Anda belajar membatasi makan anda untuk alasan tertentu. Jika anda tidak ingin terlalu berat, atau jika anda ingin menikmati sarapan anda lebih baik, anda tidak makan sebelum sarapan. Kontrol terhadap aspek dan perilaku tertentu harus dipelajari untuk mengendalikan fungsi lapar. Aturan yang sama berlaku untuk tidur. Anda tidak tidur kapanpun anda inginkan. (setidaknya tidak sekarang)

Setiap minggu pagi saya memperhatikan siapa yang tidur. Mereka berkata kalau kothbah adalah seni berbicara kepada seseorang yang tidur, tapi saya tidak suka berkotbah pada orang yang tidur. Saya tidak keberatan orang menganggukan kepala ketika saya berbicara atau menggoyangkannya, karena setidaknya mereka terbangun, tapi saat mereka tidak terkontrol, sangat sulit mengaturnya. Anda semua cukup baik, sebagian besar menghindari tertidur diwaktu dan tempat yang salah, yaitu digereja, dan anda mengontrol diri anda. Setidaknya anda belajar tetap membuka mata anda dan melihat kesaya

Tapi semua fungsi ini harus dikontrol. Kontrol meningkatkan kenyamanan fungsi alami. Ketika sungai meluap dikontrol oleh tanggul, tekanannya meningkat. Banyak orang muda menemukan saat ini ketika batasan moral disingkirkan dalam praktek seksual, itu menghasilkan kelesuan dimana anda mengarunginya tanpa kenikamatan sama sekali. Tapi Tuhan membuat sex untuk merangsang dan membangkitkan. Itulah kenapa perkawinan menjadi saluran control bagi sex. Ada banyak persediaan untuk itu, tapi pembatasan meningkatkan intensitas dan kenikmatan. Itulah kehendak Tuhan sebagai bagian proses menghasilkan seorang yang utuh. Apapun yang menghancurkan batasan itu menghancurkan keindahan dari keutuhan.

Jadi Paulus mengatakan supaya kita belajar mengontrol tubuh kita dalam kekudusan – keutuhan – dan penghormatan. Kontrol menambah keutuhan. Anda yang mengatur tubuh anda sendiri. Anda tidak terikat. Anda bukan budaknya.

Dengan kata lain, secara negatif:

...
bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal
Allah;
{1 Th 4:5 RSV}

Untuk belajar mengontrol anda harus menghindari perbudakan nafsu.

Seorang muda pernah berkata pada saya: “saya masuk kedalam kehancuran seksual keluar dari SMA dan terus melakukannya sejak itu. Kenyataannya, saya harus mengatakan kalau saya tidak lebih dari pelacur laki-laki!" Maksudnya adalah dia budak dari nafsu. Dia mengijinkan seksualitasnya tidak terkontrol sehingga menguasainya dan dia bukan lagi seorang yang bebas.

Itulah yang harus dihindari orang Kristen. Paulus mengajarkan hal ini kepada orang Tesalonika untuk tidak menyerah pada tekanan seksual kota itu. Mereka harus membatasi diri mereka dan belajar mengendalikan tubuh mereka dengan benar dan menunjukan keindahan, keteraturan dan keagungan hidup yang utuh. Itulah hal pertama yang diajarkannya.

Kedua, mereka harus belajar menghargai hak orang lain.

...
dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya.
Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu {1
Th 4:6 RSV}

Apa maksud “tidak memperlakukan saudaranya dengan tidak baik”? Secara sederhana: itu berarti

Semua perilaku diatas memperlakukan saudaranya dengan tidak baik. Itu mencuri milik orang lain dan menghancurkan hak mereka. Hukum ke10 berkata, “jangan mengingini istri tetangga juga kambing atau apapun yang menjadi miliknya," {cf, Exod 20:17}. Itu mungkin yang dilakukan orang Tesalonika. Perilaku mereka menghancurkan keutuhan hidup mereka sendiri, dan melukai yang lain.

Dalam Konseling, para pastor mendengar sangat banyak cerita kehancuran rumah tangga, hidup anak dihancurkan oleh perzinahan orang tua mereka. Terdapat banyak sekali kesakitan dan penderitaan dalam perzinahan dan perselingkuhan ini

Tuhan juga bertindak terhadap hal ini, kata Paulus. Tuhan sangat mengasihi manusia dan ingin sekali melihat keutuhan manusia muncul sehingga Dia mengambil tindakan drastic ketika manusia melanggar kehendakNya. Secara diam-diam, tidak terlihat, penghakimanNya dijatuhkan. Orang percaya dan tidak tidak bisa luput dari hasil pilihan dosa mereka. Kita tidak bisa menghindarinya. Kita bisa dimaafkan, tapi itu tidak merubah hasil kejahatan. Pengampunan memulihkan hubungan dan memberikan kita kekuatan untuk berjalan dengan bebas dimasa depan, tapi itu tidak mengubah atau menghilangkan sakit dimasa lalu.

Setiap orang percaya harus menghadapi itu. Tuhan dengan keras mencoba mengajarkan hal ini kepada kita. Didalam seluruh PL Dia terlihat memberitahukan kepada Israel kenyataan jika mereka melanggar apa yang diberitahukanNya, jika mereka menolak perkataanNya, hal yang buruk dan mengertikan akan terjadi pada mereka. Perhatiakan perkataan dari Ul 31 tentang ketidaktaatan:

"Pada waktu itu murka-Ku akan bernyala-nyala terhadap mereka,
Aku akan meninggalkan mereka dan menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, sehingga mereka termakan habis dan banyak kali ditimpa malapetaka serta kesusahan.
Maka pada waktu itu mereka akan berkata: Bukankah malapetaka itu menimpa kita, oleh sebab
Allah kita tidak ada di tengah-tengah kita?
'"
{cf, Deut 31:17 RSV}

Pendisiplinan itu dalam bentuk gagal panen, perang dan penyakit. Penghakiman akhir akan menghancurkan keluarga:

"Anak-anakmu lelaki dan anak-anakmu perempuan akan diserahkan kepada bangsa lain, sedang engkau melihatnya dengan matamu sendiri, dan sehari-harian engkau rindu kepada mereka, dengan tidak dapat berbuat apa-apa."
{cf, Deut 28:32}

Itulah yang terjadi di Amerika, dimana setengah anak yang dilahirkan sekarang hidup dengan satu orang tua. Keluarga hancur dan anak dibagikan kepada orang asing

Langkah terakhir, adalah “keputusasaan jiwa,” kehancuran roh yang membuat seseorang bunuh diri daripada hidup. Sebagai ayah yang setia, Paulus dengan sangat mengingatkan sebelumnya kepada orang Tesalonika akan hal ini. Standart Tuhan tidak bisa dilanggar. Dia punya cara membawa penghakiman kepada orang yang mengelak.

Paulus menyimpulkan pengajarannya dalam 2 ayat indah:

Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.
Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak
Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu.
{1 Th 4:7-8 RSV}

Kata-kata peringatan yang sungguh-sungguh ini dibuat karena kerinduan Tuhan akan umatNya. Tuhan memanggil kita kepada keutuhan. Itulah yang akan diperbuatNya kalau kita taat kepada perkataanNya. Jika kita tidak memperdulikan perintahNya, kita tidak hanya mengacuhkan perkataan orang lain tapi Tuhan sendiri dan lebih jauh kekuatan yang diberikanNya kepada kita untuk memampukan kita melakukannya.

Dalam kampanye melawan penggunaan obat-obatan kita diberitahu kalau kita perlu mengajarkan anak kita untuk “katakana tidak” Tapi mereka yang sudah kecanduan obat mengatakan itu sangat sulit untuk dilakukan. Ketika keinginan kuat untuk obat menguasai seluruh tubuh sangat sulit untuk “katakan tidak”. Kehendak sangat kuat, dan mereka melakukannya terus. Tuhan mengetahuinya. Dia tahu fungsi kita. Itulah kenapa, orang percaya dalam Kristus disediakan kekuatan baru, Roh Kudus.

Ingat janji indah dalam Ephesians 3:20, "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita," {cf, Eph 3:20 KJV}.

Tidak ada orang percaya yang bisa memberi alasan dia tidak bisa melakukan perintah Tuhan. Jika dia memberikan alasan, dia mempermainkan dirinya; atau dia lupa kalau dia disediakan kekuatan ekstra. Dia mungkin perlu melatih kehendaknya untuk “katakan tidak,” tapi dia harus langsung menyerahkan diri pada Roh Tuhan dalam dia. Ada banya orang yang menyaksikan mereka tidak bisa melakukannya tapi dimampukan oleh kuasa Tuhan.

Kita hidup didunia yang akan binasa.

Pemuda kita dibawa tekanan yang belum pernah saya hadapi selama masa muda, tapi tekanan ini bisa ditolak.

Tuhan telah memberitahu kalau kita bisa hidup kudus. Perkataan dalam hymn yang perlu kita dengar sekarang:

Rise up, O men of God, Have done with lesser things.
Give heart and mind and soul and strength
To serve the King of kings.
Lift high the cross of Christ, Tread where his feet have trod.
As followers of the Son of man Rise up, O men of God.

Tuhan ingin suatu komunitas orang yang hidup dibawa control dan tetap begitu oleh Roh Kudus. Orang seperti itu tinggal dipulau pengungsu dan kekuatan bagi banyak orang yang terhanyut, budak nafsu, yang menghancurkan hidup mereka disekitar kita.